Bupati Kotim Minta Setiap Kecamatan Miliki PAUD Negeri untuk Pemerataan Pendidikan

oleh
oleh
FOTO BERSAMA : Bupati Kotim H.Halikinnor bersama Bunda PAUD Hj.Khairiah, saat foto bersama dengan anak PAUD, beberapa waktu lalu.
FOTO BERSAMA : Bupati Kotim H.Halikinnor bersama Bunda PAUD Hj.Khairiah, saat foto bersama dengan anak PAUD, beberapa waktu lalu.

SAMPIT, Kaltengonline.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan langkah serius dalam pemerataan akses pendidikan usia dini. Bupati Kotim, Halikinnor, meminta agar setiap kecamatan di daerahnya memiliki minimal satu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) negeri sebagai wujud tanggung jawab pemerintah terhadap masa depan generasi muda.

Saat ini, baru empat kecamatan yang memiliki PAUD negeri, yakni Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Kota Besi, dan Parenggean. Pemkab berkomitmen menambah jumlahnya secara bertahap hingga merata di 17 kecamatan.

“Ini bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk memastikan semua anak di Kotim mendapat kesempatan belajar sejak dini tanpa terkendala biaya maupun jarak,” kata Halikinnor, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kebijakan ini bukan dimaksudkan untuk menyaingi lembaga pendidikan swasta, melainkan melengkapi dan memperkuat sistem pendidikan dasar di daerah. Pemerintah ingin memastikan bahwa semua anak, terutama yang tinggal jauh dari perkotaan, bisa mendapatkan hak pendidikan yang sama.

“Kita tidak sedang bersaing dengan swasta. Tapi ini bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk memastikan akses pendidikan usia dini merata,” tegasnya.

Baca Juga:  Ajak Warga Kotim Jadikan Konsumsi Ikan Sebagai Budaya Sehat

Bupati menilai pendidikan usia dini berperan penting sebagai pondasi karakter anak. Melalui PAUD, anak-anak mulai belajar bersosialisasi, mengenal lingkungan, serta melatih kemandirian sebelum memasuki jenjang sekolah dasar.

“PAUD ini tempat anak-anak kita mengenal lingkungan, belajar, bersosialisasi, dan bermain. Kalau anak sudah terbiasa, maka ketika masuk SD sudah tidak kaget lagi karena sudah siap secara mental,” ujarnya.

Halikinnor juga mengingatkan agar orang tua tidak menuntut anak di PAUD untuk cepat bisa membaca dan menulis. Menurutnya, fase tersebut adalah masa pembentukan karakter dan emosi, bukan ajang perlombaan akademik.

“Kalau anak langsung disuruh belajar membaca, bisa stres. PAUD itu tempat bermain yang mendidik, bukan ruang kelas dengan tekanan,” pesannya.

Ia menambahkan, pembangunan PAUD negeri akan menjadi investasi jangka panjang bagi Kotim. Dengan pendidikan yang dimulai sejak usia dini, pemerintah optimistis dapat menyiapkan generasi muda yang cerdas dan berkarakter.

“Kalau anak-anak kita disiapkan sejak dini dengan baik, berarti kita sedang menyiapkan generasi emas Kotim di masa depan,” tutupnya. (ko)