PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Arif menyoroti semakin ketatnya persaingan kerja di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah. Ia menilai, pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk memperluas peluang kerja bagi para lulusan perguruan tinggi, tidak hanya berfokus di wilayah Kota Palangka Raya saja.
Menurut Arif, setiap tahun sejumlah perguruan tinggi di Palangka Raya meluluskan ratusan hingga ribuan mahasiswa. Kondisi ini membuat jumlah pencari kerja baru terus bertambah, sementara lapangan pekerjaan di dalam kota relatif terbatas.
“Jika lahan pekerjaan itu hanya berkutat di Kota Palangka Raya semata, tentu peluang kerja semakin mengecil,” ujar Arif, Rabu (5/11).
Ia menilai, tingginya jumlah lulusan setiap tahun akan menimbulkan kompetisi yang semakin ketat di dunia kerja. Oleh sebab itu, perlu adanya sinergi antara Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah untuk memperluas jaringan kerja sama dengan daerah lain, baik dalam maupun luar provinsi.
“Setiap tahunnya, seluruh perguruan tinggi di Kota Palangka Raya meluluskan mahasiswa. Itu mengakibatkan persaingan kerja semakin meningkat dan tinggi. Maka harus ada upaya dari pemerintah agar mengalokasikan,” jelasnya.
Arif mendorong agar Pemko dan Pemprov tidak hanya berfokus pada penciptaan lapangan kerja lokal, tetapi juga aktif menjalin kemitraan lintas daerah untuk membuka peluang kerja baru yang sesuai dengan kompetensi para lulusan.
“Baik Pemko maupun Pemprov ini harus berkomunikasi lebih lanjut, dan bekerja sama dengan daerah lain, perihal peluang kerja yang sesuai dengan wisudawan,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memfasilitasi para lulusan agar dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia kerja. Baik melalui pelatihan keterampilan, pendampingan wirausaha, maupun kerja sama dengan sektor swasta.
“Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan sektor formal yang terbatas. Harus ada dorongan untuk membuka peluang baru, baik di sektor industri kreatif, pertanian modern, maupun UMKM,” ujarnya. (ham/ans/ko)







