PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Fenomena anjloknya harga cabai di Kabupaten Kapuas yang bahkan viral di media sosial karena aksi petani mencabuti tanaman cabai, mendapat perhatian serius dari Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Siti Nafsiah, menilai kondisi ini bukan sekadar persoalan turunnya harga sesaat, melainkan mencerminkan adanya ketidakseimbangan dalam tata niaga hortikultura di daerah.
“Kami mencermati bahwa persoalan ini tidak bisa dianggap biasa. Anjloknya harga cabai hingga petani mencabuti tanamannya menunjukkan sistem pemasaran yang belum berpihak pada petani,” tegas Siti Nafsiah, Rabu malam (5/11).
Nafsiah mengatakan, kejadian di Kapuas menjadi gambaran nyata betapa rentannya sektor pertanian terhadap fluktuasi harga. Padahal komoditas hortikultura seperti cabai membutuhkan modal dan tenaga yang tidak sedikit.
“Petani sudah mengeluarkan biaya besar untuk benih, pupuk, hingga pengendalian hama. Tapi ketika harga jatuh mereka tidak bisa menutupi biaya produksi. Tentu ini sangat memukul,” ujarnya.
Ia mengungkapkan sektor pertanian di Kalteng selama ini menjadi penopang ekonomi masyarakat pedesaan. Namun, jika harga jual komoditas pertanian terus anjlok tanpa adanya intervensi kebijakan, maka keberlanjutan ekonomi keluarga petani akan terancam.
“Kalau situasi seperti ini dibiarkan, bukan hanya produksi yang terganggu, tapi juga kesejahteraan petani akan semakin menurun,” kata Siti. (*afa/ans/ko)







