Wilmar Perkuat Akses Air Bersih Masyarakat Desa Binaan

oleh
oleh
Wilmar meluncurkan program filtrasi air untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap air bersih secara berkelanjutan

SAMPIT, kaltengonline.com – Wilmar meluncurkan program filtrasi air untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap air bersih secara berkelanjutan. Program itu bertujuan untuk membantu masyarakat, termasuk anak – anak, di Kabupaten Seruyan dan Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengakses air bersih layak pakai.

Sejumlah daerah di kedua kabupaten tersebut diketahui memiliki sumber air kurang layak karena berwarna keruh kecoklatan, asam dan mengandung besi tinggi akibat pengaruh jenis tanah. Umumnya, masyarakat akan menggunakan tawas untuk menjernihkan. Mereka juga menampung air hujan untuk keperluan mandi dan minum.

Tidak mengherankan jika program filtrasi  tersebut disambut baik oleh warga. Salah satunya adalah Ahmad Muzakir, Kepala Sekolah SD Pantap I, Desa Pantap, Kecamatan Mentaya Hulu, Kotim. Menurutnya, filtrasi akan sangat membantu siswa mendapatkan akses air bersih. Sekolah pimpinan Muzakir menjadi satu lokasi yang dipilih sebagai lokasi project filtrasi air tahun ini.

“Manfaat filtrasi air di sekolah akan sangat banyak karena siswa dapat mengakses air bersih. Ini akan sangat mendukung aktivitas kami,” kata Muzakir di sela Program CSR Pelatihan Teknik Filtrasi Air Bersih Bagi Sekolah dan Masyarakat (19/11). Dalam acara ini juga diserahkan secara simbolis 15 alat filtrasi air dari perusahaan kepada sekolah dan masyarakat.

Selama ini, kata Muzakir, untuk menjernihkan air, masyarakat mengeluarkan biaya sekitar Rp 150 ribu per bulan untuk membeli tawas. Untuk menjernihkan, air harus didiamkan selama enam jam setelah dicampur tawas, itupun masih berbau. “Dengan filtrasi, penjernihan air lebih efisien,” ujar Muzakir.

Baca Juga:  Kolaborasi Lintas Instansi, PLN Kebut Pemulihan Kelistrikan Aceh

Dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim Noorliyana menyatakan, akses terhadap air bersih dan sanitasi yang sehat di daerahnya masih terbatas akibat kondisi tanah yang bervariasi, seperti lahan gambut, dataran tinggi dan laut sehingga sulit mendapatkan air layak pakai. Masyarakat juga rentan terhadap penyakit, terutama diare dan penyakit kulit akibat sanitasi kurang baik. Selain itu, akses air layak pakai juga mendukung pemberantasan stunting bagi anak-anak.

“Karena air tidak bersih, nutrisi akan sulit diserap maksimal sehingga menimbulkan stunting. Memang dampaknya tidak langsung tapi (dengan air layak pakai) akan berdampak pada kesehatan anak,” ujar Noorliyana.

Pihaknya berharap, program tersebut dapat diperluas ke daerah lainnya yang membutuhkan. Hal itu diharapkan dapat mendukung peningkatan kesehatan masyarakat.

Menurut CSR Manager Wilmar Central Kalimantan Project, Widiyanto,  kesehatan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan telah menjadi salah satu perhatian utama. Pihaknya berharap, program filtrasi akan memberikan manfaat berkelanjutan, baik kesehatan dan sosial. “Air adalah salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Dengan air yang layak pakai dapat mendukung aktivitas masyarakat,” katanya.(bud)