Dinas Pertanian Barito Utara Sosialisasi PKSP

oleh
oleh
SOSIALISASI: Asisten Setda Barito Utara Bidang Perekonomian dan Pembangunan Dr Rahmad Muratni didampingi Kepala Distan Batara Syahmiludin A Surapati serta Kepala Disnakertrans Kop dan UKM M Mastur serta perwakilan dari Kodim 1013 Muara Teweh dan Polres Barito Utara membacakan sambutan pada pembukaan sosialisasi PKSP di aula Hotel J&B Muara Teweh, Kamis (13/10).

kaltengonline.com – Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara melaksanakan sosialisasi peremajaan kelapa sawit pekebun (PKSP) dalam rangka untuk memenuhi unsur legal pekebun rakyat di aula Hotel J&B Muara Teweh, Kamis (13/10).

Bupati Barito Utara H Nadalsyah dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Setda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Dr Rahmad Muratni mengatakan, kegiatan PSR atau peremajaan kelapa sawit ini merupakan salah satu program yang pendanaannya disediakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

“BPDPKS ditugaskan untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana sawit untuk meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia. Penyaluran dana sawit didasarkan pada Perpres No 61/2015 Junto Perpres No 66/2018 diantaranya untuk peremajaan perkebunan kelapa sawit,” katanya.

Dikatakan Muratni, peremajaan perkebunan kelapa sawit diwujudkan melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2017 di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.

PSR merupakan program untuk membantu pekebun rakyat memperbaharui perkebunan kelapa sawit mereka dengan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan berkualitas, dan mengurangi resiko pembukaan lahan ilegal (penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan dan kehutanan).

“Melalui PSR produktivitas lahan milik pekebun rakyat bisa ditingkatkan tanpa melalui pembukaan lahan baru,” jealsnya.

Selain itu, peremajaan kelapa sawit pekebun ini dilaksanakan secara bertahap di seluruh provinsi penghasil kelapa sawit.

“Produktivitas kebun kelapa sawit rakyat saat ini tergolong rendah, berkisar 2 hingga 3,8 ton perhektar, pertahun. Padahal perkebunan sawit di Indonesia memiliki potensi yang besar,” ungkapnya.