MISI BUKTIKAN DIRI

oleh
oleh
Grafis kaltengPos

kaltengonline.com Laga puncak Piala Dunia Qatar 2022 digelar malam nanti. Timnas Argentina akan menantang juara bertahan Prancis di Lusail Iconic Sta­dium. Pertandingan ini diprediksi akan berjalan seru setiap detiknya. Laga ini dijadikan kedua negara untuk membuktikan diri.

 Bagi Argentina, kemenan­gan akan menghapus dahaga Argentina akan gelar juara dunia yang kali terakhir bisa dimenangkan pada 36 tahun silam dan. Prancis juga mengincar kemenan­gan demi bisa menjadi juara dunia lagi setelah Piala Dunia 2018 di Rusia.

Tak kalah menariknya, ajang pembuktian diri Lio­nel Messi sebagai pemain terbaik sepanjang. dan Kylan Mbappe yang tak diragukan lagi sebagai calon pemain terbaik di dunia kelak. Tanpa mengecilkan peran pemain lainnya, Messi telah menjadi roh permainan Argentina. La Pulga, julukan Messi, membuktikan dirinya masih menjadi salah satu pemain terbaik dunia di usianya yang ke-35 tahun. Messi ingin menyamai catatan manis pendahulunya Diego Mara­dona yang mampu mereng­kuh gelar tertinggi sepak bola dunia tersebut. Maklum, dari sekian banyak trofi yang telah dimenangkan pemain kelahiran Rosario tersebut, Piala Dunia menjadi ‘mata rantai’ yang hilang dalam kariernya.

Bagaimana tidak, Messi telah menyabet gelar Ballon d’Or sebanyak tujuh kali di samping enam gelar Sepatu Emas Eropa. Kesuksesan­nya bersama klub dan juga timnas bisa dibilang nyaris sempurna. Kini, Messi kem­bali berada di depan gerbang takdir yang sama. Sebuah laga pemungkas yang bisa menjadi titik pencapaian paling akbar atau justru menjadi malam paling getir sepanjang kariernya. Se­langkah lagi ‘Sang Mesias’ menuju ‘keabadian’.

Legenda Argentina, Gabriel Batistuta kasih wejangan kepada Messi. Mantan pemain AS Roma itu berharap Messi tampil lebih tenang dalam laga pamung­kas. “Saya berharap dia jauh lebih tenang, tapi dia ber­main seperti anak berusia 20 tahun,” kata Batistuta dinukil dari ESPN.

Menurut Batistuta, Argen­tina memiliki kualitas yang diperlukan untuk menjadi juara. Dia pun merasakan aura positif yang ada di sekitar skuad asuhan Lionel Scaloni.

“Argentina memiliki semua syarat untuk merebut gelar. Ada sesuatu dalam atmosfer tim, energi positif, agar hal ini terjadi. Untuk Messi dan juga untuk para penggemar,” tandasnya.

Bagi Mbappe, final Piala Dunia 2022 bisa jadi kes­empatan terbaiknya untuk membuktikan statusnya sebagai penerus Cristiano Ronaldo dan Messi. Baru berusia 23 tahun, Mbappe memang masih harus men­empuh jalan panjang untuk mencapai level seniornya itu. Dua superstar itu berhasil menjaga konsistensi perfor­ma di level tertinggi selama minimal 15 tahun.

Biar begitu, Mbappe juga punya torehannya tersendiri. Dia telah mencatatkan 221 gol di level klub, 33 gol dalam 65 penampilan untuk Pran­cis, dan sudah mendapatkan gelar juara dunia. Bahkan, pada tahun 2022 ini Mbappe mungkin mencapai level yang lebih tinggi lagi dengan meraih trofi Piala Dunia un­tuk kedua kali beruntun.

Prancis memasuki laga ini dengan status juara bertah­an. Skuad Didier Deschamps pernah jadi juara di tahun 2018 lalu, Mbappe masuk dalam skuad tersebut. “Saya kira Mbappe bisa mencapai level tertinggi seperti Messi dan Ronaldo. Kylian pasti in­gin jadi yang terbaik dan dia pasti memikirkan gagasan tersebut,” ujar legenda Pran­cis, William Gallas dikutip dari Bola.com.

“Messi dan Ronaldo telah menjadi contoh yang bagus untuk dia, jadi sudah sewajarnya jika dia ingin memecahkan semua rekor mereka,”tambahnya.

Sementara itu, penyerang Prancis Olivier Giroud bertekad membuat Messi menderita. “Messi adalah pemain hebat, tapi kami tidak akan membiarkannya menikmati malam terbaik,” ujar Giroud seperti dilansir Mirror. “Kami ingin menang. Kami ingin juara Piala Dunia lagi dan kami akan mencoba segalanya untuk menghenti­kannya,” tambahnya.

Sementara itu, Pelatih Prancis Deschamps meya­kini Argentina akan menu­runkan tim yang lebit kuat di final Piala Dunia 2022. Menurutnya, pertandingan akan ditentukan oleh detail-detail kecil.

“Kami sudah melihat Argentina yang sangat kuat melawan Kroasia tapi di laga-laga sebelumnya, mer­eka tidak selalu kuat,” ujar Deschamps seperti dilansir Sky Sports.

“Kami tidak sempurna saat melawan Inggris atau Maroko, di akhir babak per­tama dan awal babak kedua. Mereka menekan kami dan kami bisa saja main lebih baik,”ucapnya dikutip dari detiksport.

“Pemain kunci akan jadi pembeda dan mungkin tim yang membuat kes­alahan lebih sedikit akan menang. Siapa pun yang berhasil melakukannya akan menang,” kata Deschamps.

Juara bertahan Prancis bersikeras bahwa mereka tak gentar bermain di depan pe­nonton yang sebagian besar mendukung tim rival Ar­gentina pada laga final nanti malam. Argentina boleh jadi mendapat dukungan dari mayoritas para penonton ne­tral ketika Messi mengincar gelar juara pertamanya pada Piala Dunia dan kemungki­nan menjalani laga terakh­irnya di turnamen pada usia 35 tahun.

Tim Amerika Selatan itu juga akan menyaksikan lebih banyak suporter di Stadion Lusail, di mana lebih dari 40.000 orang akan tiba di Doha untuk kesempatan itu, di saat fan Prancis berkisar 6.000 orang. Sementara itu, Prancis ingin menjadi negara pertama dalam 60 tahun terakhir yang menjuarai Piala Dunia untuk kedua kali secara beruntun.

“Saya paham betul bahwa Argentina akan memiliki banyak fan yang mendukung mereka,” kata pelatih Didier Deschamps, yang berharap menjadi pelatih pertama yang memenangi dua Piala Dunia secara beruntun sejak Vittorio Pozzo asal Italia pada 1930-an.

Mantan pemain Juventus itu menunggu atmosfer pesta yang dibawa orang-orang Argentina yang sangat bersemangat dan akan men­dukung tim mereka. “Mereka senang bernyanyi dan sangat ekspresif. Itu bagus, lagi pula ini adalah final Piala Dunia, tapi lawan kami tidak berada di tribun,” kata Deschamps dikutip AFP.

Prancis memiliki peluang untuk mempertahankan trofi Piala Dunia seperti yang dilakukan Brazil pada 1962. Les Blues dan Albiceleste sama-sama mengincar trofi ketiga mereka, yang mana kemenangan terakhir Argen­tina didapat pada 1986.

Kapten Prancis Hugo Lloris mengatakan timnya tidak akan terpaku kepada Messi, karena pelatih Argentina Lionel Scaloni telah mem­bangun tim yang solid di sekeliling sang megabintang.

“Kami datang ke kompe­tisi ini untuk tampil sejauh mungkin. Banyak orang tidak yakin kepada kami tapi kami di sini kembali ke final lagi,” kata Lloris, yang me­nyaksikan sejumlah pemain bintang Prancis absen di Qatar karena cedera.

“Kami tahu apa yang Messi wakili dalam sejarah olah­raga kami tapi ini adalah pertandingan antara Prancis dan Argentina. Kami akan melakukan segalanya untuk memenangi pertarungan tera­khir ini,”katanya.(net/ram/ko)