Sepekan ke Depan, Nihil Potensi Hujan

oleh
oleh
TERIK: Beberapa hari terakhir, Palangka Raya tidak diguyur hujan. BMKG memperkirakan, kondisi ini akan bertahan sepekan ke depan.

PALANGKA RAYA-Cuaca di Kalimantan Tengah (Kalteng) diprediksi akan terus cerah berawan selama satu pekan ke depan. Kondisi cuaca akan diprediksi akan didominasi oleh suhu udara dengan kategori panas dan minim sekali potensi hujan. Hal ini memerlukan kewaspadaan dari segenap pemangku kebijakan untuk mencegah potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mungkin terjadi.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Lian Andriani mengungkapkan, cuaca di sebagian besar wilayah Kalteng akan cerah berawan dengan potensi hujan yang nihil selama tiga hari ke depan sejak kemarin hingga besok.

“Tetapi potensi hujan ringan tetap ada antara tanggal 2 hingga 4 Agustus, itu pun hanya hujan ringan, akan terjadi di wilayah Kalteng bagian utara seperti Murung Raya, Gunung Mas, dan Katingan bagian utara,” beber Lian kepada Kalteng Pos, Sabtu (29/7).

Selama satu minggu ke belakang, lanjut Lian, cuaca di Kalteng memang didominasi oleh panas dan minim hujan.

Suhu udara maksimum pun, dari lima stasiun pengamat suhu yang ada di sejumlah daerah, terpantau ratarata berkisar antara 32-34°C.

Suhu udara ini, ujar Lian, dapat dikatakan terpanas di Kalteng sejak beberapa hari terakhir. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca yang cerah.

“Cuaca ini cukup panas, namun belum bisa dikatakan ekstrim. Kalau dari pengamatan stasiun BMKG yang tersebar di beberapa daerah, suhu udara dengan kisaran demikian masih normal, belum dapat dikatakan panas ekstrem,” tegasnya.

Lian menjelaskan, puncak musim kemarau di Kalteng diprediksi akan terjadi sejak bulan Agustus hingga September. Untuk bulan Agustus daerah yang akan memasuki musim kemarau adalah Kalteng bagian tenggara dan Kalteng bagian utara.

“Adapun untuk daerah-daerah lainnya, selain Kalteng bagian tenggara dan utara,akan memasuki musim kemarau di September, termasuk di wilayah pesisir,” sebutnya.

Menurut Lian, dilihat dari rendahnya intensitas hujan dan dominannya panas, maka perlu diwaspadai adanya potensi bencana karhutla pada titik-titik rawan.

“Untuk tiga hari ke depan, diprakirakan cuaca cerah berawan di sebagian besar wilayah Kalteng, potensi hujannya sangat kecil dalam tiga hari ini, namun tiga hari kemudian ada potensi hujan ringan walau sangat kecil,” ucapnya.

Baca Juga:  Wisuda 1022 Mahasiswa, UPR Dukung Program Betang Cerdas, Satu Keluarga Satu Sarjana

Adapun terkait dengan prediksi El Nino, Lian menyebut bahwa dari data terakhir yang di-update, yakni pertengahan Juli, El Nino di Kalteng masih masuk dalam kategori El Nino lemah. El Nino diprediksi akan meningkat berbarengan dengan puncak kemarai Agustus hingga September mendatang. Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan terkait tingkat kekeringan pada masa-masa tersebut.

“Diprediksi beberapa bukan ke depan El Nino lemah ini dapat berkembang menjadi El Nino moderat, sifatnya meningkat, ini terjadi kira-kira sekitar bulan Agustus, September, hingga seterusnya, fenomena El Nino dibarengi dengan puncak musim kemarau,” jelasnya.

El Nino merupakan fenomena global yang menyebabkan pengurangan curah hujan. Dijelaskan Lian, jika fenomena El Nino terjadi atau berbarengan dengan puncak musim kemarau, maka potensi hujan bisa lebih rendah dan curah hujan bisa lebih berkurang dari sebelumnya.

“Melihat kondisi cuaca demikian, seperti adanya puncak musim kemarau dan fenomena global El Nino yang dapat berkembang, perlu diwaspadai tingkat kekeringan dan tingkat terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” tandasnya.

Sejauh ini, sudah terdapat 1236,72 hektare lahan terbakar selama Kalteng berada dalam musim kemarau. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Ahmad Toyib mengatakan, seluruh wilayah kabupaten dan kota di Kalteng rawan karhutla.

“Kalau berdasarkan prakiraan dari BMKG, Kalteng full rawan Karhutla,” ucapnya, Rabu (26/7).

Toyib menjelaskan, berdasarkan laporan harian posko penanganan darurat bencana karhutla Kalteng, sebaran hotspot dari awal Januari hingga 25 Juli terakhir sebanyak 1600 titik api. Kotawaringin Timur (Kotim) tercatat kabupaten yang paling banyak titik hotspot karhutla-nya dengan 292 hotspot.

Sementara kejadian karhutla, BPBPK Kalteng mencatat sudah terjadi sebanyak 479 kejadian. Pada bulan Juli berjalan, setidaknya sudah 176 kejadian karhutla. Sedangkan pada Juni, sebanyak 161 kejadian. Kabupaten Barito Selatan (Barsel) tercatat daerah yang paling banyak terjadi karhutla dengan total 99 kejadian.

“Luas karhutla tercatat pada Juli berjalan seluas 543,199 hektare. Sehingga total sebanyak 1236,72 hektare dari awal Januari hingga 25 Juli. Kobar menjadi kabupaten dengan luas lahan karhutla terluas dengan jumlah luasan 381,71 hektare,” tandas Toyib. (ko)