PALANGKA RAYA-Masa tugas kepala daerah definitif pada 10 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah (Kalteng) berakhir tanggal 24 September 2023. Para pemimpin daerah itu meninggalkan pembangunan bagi daerahnya masing-masing. Mereka menjadi pelaku sejarah. Meninggalkan kesan yang bernas dan karya-karya monumental.
Direktur Eksekutif Barometer Kebijakan Publik dan Politik Daerah (Bajakah) Institute, Farid Zaky Yopiannor berpendapat, tiap masa ada pemimpinnya, dan tiap pemimpin ada masanya. Itu merupakan narasi yang relevan untuk menggambarkan berakhirnya masa jabatan beberapa kepala daerah di Kalteng.
“Pemimpin itu adalah pelaku sejarah pada tiap masa jabatannya. Ada dua hal penting agar seorang pemimpin bisa selalu dikenang publik, yakni narasi yang bernas dan karya yang monumental bagi daerah yang dipimpin,” ungkap Zaky kepada Kalteng Pos, Sabtu (23/9).
Ia juga mengucapkan selamat datang kepada 10 kepala daerah yang masa jabatannya berakhir. Mereka akan kembali menjadi warga sipil untuk menyerap aspirasi masyarakat sebagai bahan menyusun rencana besar lagi.
“Ini momen tepat bagi mereka (para mantan kepala daerah definitif, red) untuk mengamati proses pembangunan daerah dari perspektif akar rumput,” ucapnya.
Ia mengingatkan bahwa politik kekuasaan itu candu. Menurutnya, kepala daerah yang sudah dua periode memimpin, biarkanlah proses pemilihan berjalan semestinya. Mereka bisa mengikuti persaingan merebut kursi orang nomor satu di Kalteng. Bagi kepala daerah yang baru menjalani satu periode kepemimpinan, ada peluang besar untuk maju kembali. Apalagi punya privilese sebagai petahana.
“DPR RI menjadi tujuan yang rasional sembari mengukur popularitas diri dan kesuksesan memimpin daerah,” tambahnya.
Sekritis apa pun masyarakat terhadap pejabat publik, Zaky berpendapat, tidak salah juga jika kata terima kasih diucapkan. Pembangunan itu bertumpu pada proses. Ia menyarankan kepada pemimpin yang telah menorehkan pencapaian yang bagus agar melanjutkan proses membangun. Sementara yang belum optimal, bisa optimalkan.
“Yang terpenting adalah estafet kepemimpinan daerah harus terus berlanjut,” tuturnya.
Zaky meminta masyarakat memahami bahwa kekuasaan itu cenderung korup dan kekuasaan yang absolut sudah pasti korup. Sebab, pandangan itu penting dianut oleh masyarakat untuk terus menekan pemerintah, sembari memberikan pengawasan terhadap roda pemerintahan. “Rakyat harus tetap menjadi tukang kontrol kebijakan secara kritis dan konstruktif,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) I Made Sadiana menanggapi terkait kepemimpinan 10 kepala daerah yang berakhir hari ini. Pria berbadan tegap itu berpesan kepada kepala daerah yang telah maju selama dua periode maupun kepala daerah yang akan maju dua periode, membawa politik ke arah yang sejuk.
“Saya sih berharap kepala daerah yang berprestasi di tingkat kabupaten kota dapat bersaing lagi di tingkat provinsi. Begitu pula kepala daerah di provinsi, bisa bersaing di tingkat pusat,” katanya saat ditemui Kalteng Pos di tempat tinggalnya.
Dosen FKIP Universitas Palangka Raya itu berterima kasih kepada 10 kepala daerah yang telah menyelesaikan tugas memimpin daerah. Sekecil apa pun pengabdian untuk masyarakat, ada banyak kemajuan di berbagai sektor yang telah dipersembahkan. “Kami sebagai masyarakat sangat berterima kasih. Apalagi kondisi di Kalimantan Tengah khususnya Palangka Raya sangat kondusif selama ini,” tutupnya.
Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Palangka Raya, Mambang Tubil mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi pengabdian kepala daerah di seluruh Kalimantan Tengah. Sekecil apa pun itu, sangat dihargai.
“Kemudian, siapa pun kepala daerah yang ditunjuk nanti, harus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan tokoh-tokoh adat. Itu yang diharapkan. Sehingga saat menyampaikan visi-misi, sekiranya akan mendapatkan doa dan dukungan dari tokoh-tokoh adat. Jangan sampai mengabaikan tokoh-tokoh adat,” ujarnya pada Kalteng Pos, sembari mengucapkan selamat bertanding kepada kepala daerah yang ingin maju lagi untuk periode kedua, karena dianggap siap untuk mengabdi lagi kepada masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia Kalteng, Pdt Ayang Setiawan menyampaikan, sudah sepantasnya masyarakat memberi apresiasi dan penghargaan kepada semua kepala daerah yang telah menunaikan tugas dan kewajiban memimpin daerah masing-masing. “Kami sebagai masyarakat patut berterima kasih atas pengabdian mereka,” ucapnya.
Sebagai masyarakat Kalteng, menghadapi tahun politik ke depan, yang diharapakan adalah mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan. Harus bisa menghargai pilihan yang berbeda dan tetap memelihara semangat persaudaraan. Secara khusus bagi masyarkat Kalteng, diajak untuk mengedepankan semangat huma betang.
“Pada kesempatan ini, izinkan kami untuk juga menyampaikan harapan agar pemilu nanti bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin yang sesuai dengan harapan rakyat. Pemimpin yang benar-benar terpanggil dan memiliki hati untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan golongan,” ungkapnya. (ko)







