PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Kebakaran yang terjadi di kawasan Puntun, Kota Palangka Raya, baru-baru ini mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Jati Asmoro. Ia menilai insiden tersebut sebagai situasi dilematis, mengingat wilayah tersebut merupakan permukiman padat yang rentan terhadap kebakaran.
“Terjadinya kebakaran di kawasan Puntun itu dilematis, karena memang merupakan kawasan padat penduduk. Ini membuat penyebaran api menjadi lebih cepat dan sulit ditangani,” ujar Jati sebelum Rapat Paripurna, Kamis (26/6).
Menanggapi kejadian itu, Jati mendorong dilakukannya sosialisasi intensif kepada masyarakat, khususnya di lingkungan padat penduduk. Ia menyebut Ketua RT sebagai pihak penting dalam menyampaikan informasi tanggap darurat kepada warganya.
“Ke depan, kita akan panggil semua Ketua RT untuk menyampaikan arahan terkait pencegahan kebakaran. Mereka harus menyebarkan program pemerintah yang bertujuan mengurangi risiko bencana di lingkungan masing-masing,” jelasnya.
Jati menekankan pentingnya pendekatan persuasif sebagai langkah awal mitigasi kebakaran. Dengan pemahaman yang baik, warga akan lebih waspada terhadap potensi bahaya di lingkungan sekitar.
“Langkah antisipasinya bisa dilakukan lewat pendekatan persuasif. Dari sana kita bisa tahu sebab-akibat munculnya kebakaran,” ungkap legislator dari Partai Gerindra itu.
Ia juga mendorong Pemerintah Kota Palangka Raya untuk merancang program khusus pencegahan kebakaran di kawasan rentan. Menurutnya, program tersebut harus disusun secara kolaboratif agar implementasinya efektif.
“Jika program ini sudah dicanangkan, maka perlu dirumuskan bersama dan dilakukan pendekatan mendalam kepada masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Jati mengingatkan bahwa peran keluarga juga sangat penting dalam upaya pencegahan. Masyarakat diminta untuk memperhatikan aspek teknis di rumah tangga, termasuk instalasi listrik dan potensi sumber api lainnya.
“Peran keluarga itu vital. Mulai dari hal kecil seperti instalasi kelistrikan hingga kesadaran terhadap hal-hal yang dapat memicu kebakaran. Jika semua paham, maka risiko bencana bisa diminimalkan,” pungkasnya. (ham/ko)