TNS merupakan satu-satunya taman nasional di Indonesia yang lebih dari 90 persen wilayahnya meru-pakan ekosistem gambut.TNS memiliki luas 568.700 hektare. Dibagi dalam beberapa zona. Meliputi zona inti dengan luas sekitar 152.586 hektare, zona rimba seluas 250.149 hektare, zona pemanfaatan seluas 12.400,44 hektare, zona tradisional seluas 28.113 hektare, zona rehabilitasi seluas 43.945 hektare, zona religi, budaya dan sejarah seluas 875 hektare, dan zona khusus seluas 49.055 hektare.
Kepala Balai TNS Andi M Khadafi menyampaikan, saat ini penanaman masih terus dilakukan. Lokasi penanaman masih di area Kecamatan Bukit Batu. Seja-uh ini sudah tertanam 51.950 bibit pohon pada lahan seluas 46,75 hektare.
Tahap dua penanaman akan dilakukan pada lahan seluas 30 hektare, dengan jumlah bibit pohon sebanyak 41.374 batang.Bibit-bibit pojon yang ditanam itu merupakan bibit dari BPDAS-HL Kahayan, dirawat di Nursery Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia yang ada di Habaring Hurung. Ada pula bibit-bibit pohon yang diserahkan masyarakat.
“Target penanaman adalah satu juta bibit pohon,” beber Andi, beberapa waktu lalu. Sementara itu, Daniel Refly Katopo selaku Manajer Habitat Restorasi BNF Indonesia yang turut memantau proses penananaman menyampaikan, pihaknya selaku mitra TNS sangat mendukung proses penghijauan kembali di area TNS.
Untuk itu pihaknya menggandeng Masyarakat Peduli Api dan warga sekitar untuk terli-bat dalam proses penanaman bibit pohon. Terdapat 84 hektare luas lahan yang menjadi target penanaman tahap pertama dan kedua. Jenis bibit yang ditanam adalah pohon belangeran, pulai, dan jelutung. Sebanyak 41.374 batang masih dalam proses penanaman.
“BNF Indonesia selalu mendukung penuh gerakan penghijauan di TNS. Kami punya komitmen untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan,” ungkapnya kepada Kalteng Pos. (ce/ram)