KASONGAN – Bencana banjir di Kabupaten Katingan perlu menjadi perhatian khusus semua pihak. Apalagi bencana ini terjadi setiap tahun. Bahkan di tahun 2022 ini, banjir yang dimulai sejak Agustus, September, hingga Oktober, masih terjadi hingga sekarang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Kabupaten Katingan Roby mengatakan, melihat bencana banjir yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Dirinya ingin DAS Katingan perlu dilakukan pengkajian secara khusus oleh instansi teknis. Baik Pemerintah Pusat, maupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. “Kita jangan melihat karena curah hujan tinggi. Ini pasti ada sesuatu yang perlu kita kaji lebih dalam. Apakah karena kemampuan intensitas sungai daerah kita ini sudah berkurang untuk menampung air. Inikan perlu dikaji oleh instansi atau lembaga pemerintah yang punya kewenangan untuk itu. Sebab kita kabupaten tidak punya kewenangan untuk melakukan pengkajian. Ini kewenangan Kementerian PU yang membidangi wilayah sungai. Jadi tolong ini, mereka harus kaji masalah banjir daerah kita,” katanya kepada Kalteng Pos, Senin (17/10/2022).
Mereka dari BPBD Kabupaten Katingan, juga sudah menyampaikan terkait keinginan pengkajian ini kepada Balai Wilayah Sungai. Oleh sebab itulah mereka berharap dukungan semua pihak. Agar Balai Wilayah Sungai di Kalimantan Tengah, bisa meneruskan informasi ini hingga ke tingkat Pemerintah Pusat. “Kita berupaya agar banjir ini tidak terjadi lagi kedepan. Mungkin nanti perlu normalisasi sungai, pengerukan di titik tertentu. Ini agar air cepat surut. Seperti hari ini (Senin,red) saja di Kasongan. Pagi sekitar pukul 07.00 wib, turunnya cuma 2 centimeter saja dari hari sebelumnya. Waktu itu dilakukan pengecekan sore minggu. Inikan sangat lambat sekali. Sementara intensitas hujan yang terjadi kemarin cuma gerimis ringan,” ungkapnya.
Kemudian untuk kondisi terkini bencana banjir di kabupaten berjuluk bumi penyang hinje simpei. Diungkapkan mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Katingan ini, bahwa sebelumnya terdampak banjir di Katingan sejak tanggal 2 Oktober 2022 awalnya ada 11 kecamatan, dengan jumlah desa sebanyak 87 desa. Namun banjir di daerah hulu saat ini sudah surut. Tinggal tersisa di empat kecamatan yaitu Kecamatan Katingan Hilir, Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Kamipang, dan Kecamatan Mendawai. Dengan jumlah desa terkena dampak terhitung tanggal 17 Oktober 2022 sebanyak 25 desa, dan 3.307 Kepala Keluarga (KK). “Kemudian untuk empat kecamatan itu, kami sudah menetapkan statusnya menjadi tanggap darurat sejak tanggal 7 Oktober lalu. Kita ini sudah tiga kali menetapkan status tanggap darurat. Mulai Agustus, September, hingga Oktober ini,” terangnya.
Dengan status ini jelas Roby, mereka juga telah mendirikan tenda pengungsian. Tempatnya di Taman Religi di bawah jembatan Katingan Kota Kasongan, kemudian tenda kedua di Desa Tumbang Runen, tenda ketiga di Kereng Pakahi Desa Jahanjang Kecamatan Kamipang. “Yang mengungsi saat ini hanya ada tiga KK saja, dengan jumlah kurang lebih 14 jiwa. Kebanyakan memilih masih bertahan di rumahnya masing-masing dengan cara membuat panggung,” jelasnya.
Selanjutnya dengan status tanggap darurat ini, tentu ada bantuan sosial yang akan diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Katingan. Saat ini ujar Roby, bantuan masih dalam proses inventarisir atau perhitungan oleh Dinas Sosial Kabupaten Katingan. “Dua kali sebelumnya sudah diberikan bantuan. Sekarang persiapan bantuan tahap tiga,” tuturnya.
Sementara akibat bencana banjir ini. Sejumlah warga mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Sebab sumur air yang dimiliki warga sebelumnya, habis tenggelam. Namun BPBD Kabupaten Katingan sudah menyediakan pelayanan air bersih ke setiap rumah warga yang membutuhkan bantuan. “Jadi sudah ada pendistribusian air bersih. Hingga hari ini. Termasuk di Kecamatan Kamipang, sudah ada satu unit truk kita kirim ke sana untuk membantu warga kita yang membutuhkan air bersih,” pungkasnya.(eri)