kaltengonline.com – Menurut Wakil Ketua DRPD Kota Palangka Raya, Wahid Yusuf, harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kilogram saja masih terlalu mahal untuk masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah. Namun banyaknya penjual eceran yang memasang harga tinggi turut memperparah kondisi saat ini.
“Hal ini perlu pengawasan ketat untuk pengawasan penjualan elpiji 3 kilogram di pasaran. Jangan sampai kondisi saat susah dicari justru memberatkan masyarakat kurang mampu,” ucap Wahid Yusuf, Minggu (13/11).
Politikus dari Partai Golongan Karya (Golkar) meminta pemerintah kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TIPD) supaya mengawasi penjualan dari tingkat agen, pangkalan sampai tingkat pengecer.
“Ini harus jadi perhatian. Pemerintah harus hadir di tengah masyarakat agar bisa terlayani dengan maksimal. Jangan sampai menunggu kondisi sulit baru turun ke lapangan. Kita harus sama-sama menjaga kondisi ini agar lebih baik dan bersama-sama menjaga stabilitas perekonomian,” tambahnya.
Dia mengungkapkan, hal yang menjadi catatan ialah adanya keterlibatan oknum yang memanfaatkan kelangkaan elpiji 3 kilogram subsidi dengan cara menimbun untuk kepentingan pribadi. “Pemko harus terus menggencarkan operasi pasar untuk gas elpiji 3 kilogram. Dengan adanya operasi pasar yang dilaksanakan sekarang cukup efektif membantu masyarakat yang sulit mendapatkan elpiji,” imbuhnya. (ena/uni/ko)