Tambak Tradisional Direvitalisasi, Budi Daya Udang Vaname Menggiurkan

oleh
oleh
KAWASAN TAMBAK UDANG: Bupati Sukamara H Windu Subagio menjelaskan soal perkembangan budi daya udang vaname di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Pantai Lunci, Rabu (16/11).

Selain memiliki panorama pantai yang memesona, Kabupaten Sukamara juga punya kawasan tambak udang berskala besar atau shrimp estate. Saya (penulis) bersama manajemen Kalteng Pos diajak Bupati H Windu Subagio untuk melihat langsung kawasan budi daya udang tersebut. Kami berangkat menggunakan satu mobil menuju area shrimp estate.

HUSRIN A LATIF, Sukamara

kaltengonline.com – Rabu (16/11), saya dan manajemen bersilaturahmi dengan Bupati H Windu Subagio. Kunjungan tersebut dalam rangka memperkuat kemitraan yang sudah terjalin selama ini. Saya datang bersama tiga orang manajemen Kalteng Pos. Kami diterima dengan ramah di ruang kerja bupati yang berada di lantai II kantor bupati.

Kantor Bupati Sukamara berdiri di Jalan Tjilik Riwut, Kecamatan Sukamara. Di jalan tersebut merupakan kompleks perkantoran. Saya dan rombongan diterima sekitar pukul 09.30 WIB. Molor sekitar setengah jam dari jadwal yang diagendakan. Pagi itu, sebelum berangkat ke kantor, Bupati Windu Subagio sempat memantau lokasi yang masih terendam banjir.

Setiba di halaman kantor, bupati turun dari sebuah minibus hitam, lalu bergegas naik ke lantai II. Saya dan rombongan pun dipersilakan masuk ke ruang kerja. Bupati mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam serta peci hitam.  

“Mohon maaf tadi lagi meninjau lokasi banjir sebentar. Selama musim banjir ini, sebelum berangkat ke kantor, saya terlebih dahulu mengecek lokasi banjir,” ucap bupati membuka perbincangan kami pagi itu.  

Obrolon pun mengalir begitu saja. Bupati menyambut kami dengan ramah. Bupati juga mengucap terima kasih kerena sudah dikunjungi oleh manajemen surat kabar terbesar di Kalteng. Selama ini, kata bupati, antara Pemkab Sukamara dan Kalteng Pos sudah terjalin hubungan yang cukup erat dalam bentuk publikasi program pemerintahan.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Kalteng Pos mau datang ke Sukamara. Semoga hubungan yang sudah terjalin selama ini makin dipererat ke depan,” kata Windu Subagio.  

Dalam momen itu, saya dan manajemen juga menyerahkan secara simbolis piagam penghargaan kepada Bupati Windu Subagio. Selama ini Pemkab Sukamara merupakan salah satu mitra terbaik Kalteng Pos. Selain piagam penghargaan, kami juga menyerahkan sebuah karikatur bupati. Momentum pemberian penghargaan tersebut merupakan rangkaian dari acara HUT ke-29 Kalteng Pos yang diperingati tiap 2 Desember.

Perbincangan pagi itu tidak hanya menyangkut persoalan industri media, tapi juga berhubungan dengan perkembangan program pemerintahan yang dilakukan di wilayah pesisir Kalteng. Di kabupaten yang memiliki luas wilayah 3.827 km persegi dan populasi penduduk 63.464 jiwa tersebut, dua tahun terakhir fokus mengembangkan shrimp estate. Menjadi satu-satunya kawasan tambak udang berskala besar di Bumi Tambun Bungai.

Karena kami baru pertama kali datang ke Sukamara sejak program shrimp estate dibangun, Bupati Windu Subagio mengajak kami melihat langsung kawasan budi daya udang berskala besar di daerah yang dipimpinnya itu. Saya termasuk salah satu yang belum pernah melihat langsung shrimp estate.

“Kalau begitu, saya ajak teman-teman melihat langsung tambak udangnya, ya. Sekalian kita makan siang, makan udang,” ucap bupati.

Ajakan orang nomor satu di Bumi Gawi Barinjam itu pun langsung kami iyakan. Saat itu saya bersama bupati menumpang mobil yang sama. Saya duduk tepat di belakang sopir, sementara bupati duduk di sebelah kiri saya. Dari arah kantor bupati, mobil dipacu menuju shrimp estate yang terletak di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Pantai Lunci. Untuk mencapai kawasan tersebut, kami harus melintasi jalur poros Lunci Jelai. Jaraknya sekitar 70 km dari Kota Sukamara. Sekitar 40 menit perjalanan, kami pun tiba di Desa Sungai Pasir.  

“Saat ini kita berada di kluster nasional. Jadi kluster nasional ini dahulunya merupakan bantuan dari kementerian untuk kelompok pembudi daya ikan. Terletak di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Pantai Lunci. Alhamdulillah saat ini sedang masa pemeliharaan, perkembangan baik saja,” ujar bupati sembari memasuki kawasan tambak udang.  

Dahulunya, lanjut bupati, kawasan yang sekarang menjadi kluster nasional budi daya udang vaname ini merupakan eks atau bekas tambak budi daya udang jenis windu dan ikan bandeng. Namun, sudah lama tidak dikelola oleh nelayan di Kecamatan Pantai Lunci.

“Dahulu di sini (Desa Sungai Pasir) merupakan kawasan eks tambak budi daya udang dan ikan bandeng yang dibudi daya secara tradisional. Sekarang ini direvitalisasi, kemudian dijadikan tambak udang vaname yang dibudi daya secara intensif. Budi daya udang vaname dimulai pada akhir 2020 dan panen perdana pada 2021,” ucap bupati yang berulang tahun tiap 9 Agustus ini.

Lebih lanjut bupati menjelaskan, shrimp estate yang ada di Kabupaten Sukamara merupakan program pemerintah provinsi. Kawasan shrimp estate ini dibangun di atas lahan seluas 40 hektare dan akan dibangun 90 kolam pemeliharaan. Program shrimp estate ini ditargetkan sudah jadi tahun depan.

“Saat ini masih proses land clearing (pembukaan lahan) untuk membangun beberapa fasilitas, seperti kantor, gudang, dan jalan. Itu untuk program shrimp estate yang dicanangkan pak gubernur (H Sugianto Sabran),” beber pria kelahiran 9 Agustus 1968 silam.

Mengenai perkembangan budi daya udang vaname secara umum di Sukamara, sejauh ini sudah ada pelaku-pelaku bisnis, walaupun pelaku bisnis masih orang lokal. Mereka mengelola tambak udang vaname secara intensif. “Insyaallah perkembangannya baik,” terang Windu.  

Sedangkan untuk panen udang vaname yang dikelola secara intensif ini sudah dua kali. “Panen pertama 36 ton, panen kedua belum berhasil karena hasilnya sedikit, insyaallah yang ketiga (lebih banyak),” katanya.

Di Desa Sungai Pasir ada enam kolam peliharaan. Diperkirakan bisa menghasilkan sekitar 25 ton sekali panen.  “Tiap kolam menghasilkan sekitar 4 ton udang vaname,” tuturnya.

Terkait pemeliharaan budi daya udang vaname ini, Windu menyebut, dalam satu siklus berkisar 3-4 bulan. Rata-rata panen ketika usia 70 hari. Panennya secara parsial. “Jadi sebagian saja yang dipanen, di akhir masa siklus rata-rata sudah besar, 30 ekor per kilogram,” ucapnya sembari menyebut udang vaname memiliki rasa yang tak kalah nikmat dibandingkan udang pada umumnya.

Lantas, bagaimana pemasaran udang vaname di Sukamara? Windu menyebut, pemasaran tidak menjadi persoalaan. Pasalnya, tiap kali dilakukan panen, penyuplai dari pabrik di Pulau Jawa datang langsung ke Sukamara.

“Jadi untuk pemasarannya, kami menjual kepada supplier pabrik. Pemasaran tidak masalah, karena mereka  datang langsung ke sini (Sukamara, red). Datang beli di sini menggunakan truk. Kemudian udang-udang itu dibawa ke Pulau Jawa menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Panglima Utar, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat,” pungkasnya. (*/ce/ko)