Warga Cempaga Bebas dari Malaysia

oleh
oleh
Iwan dan Yuda

kaltengonline.com – Warga Desa Patai, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akhirnya bisa keluar dari Malaysia. Warga yang diketahui bernama Iwan tersebut diduga menjadi korban perdagangan manusia.  

“Iih, Ulun (saya) sekarang sudah ada di Pontianak, di wadah (tempat) travel,” kata Iwan kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon, Selasa siang (22/11).

Iwan mengaku lega karena bisa keluar dari tempat kerjanya di Serawak, Malaysia. Pada hari itu juga Iwan pulang ke kampung asalnya di Desa Patai.

“Nanti jam tiga (sore) ulun bulik bang, naik travel dari sini,” ucapnya.

Berdasarkan keterangan yang diberikan Iwan, di antara rombongannya yang sama-sama terperangkap di Malaysia, salah satu bernama Tarung, warga Kota Palangka Raya, juga sudah berhasil pulang ke Indonesia.

Sementara temannya yang bernama Yuda, warga Sampit yang sempat bersama Iwan bekerja di bengkel di Serawak, diketahui sempat berada di perbatasan Entikong. Sayangnya Iwan kehilangan jejak temannya itu.

“Katanya sudah duluan di Entikong, tapi enggak tahu lagi posisinya sekarang,” tutur Iwan yang berharap temannya itu sudah pulang ke Sampit.

Mengenai bagaimana proses sampai bisa bebas dari tempat kerjanya, Iwan belum sempat menceritakan karena adanya gangguan sambungan telepon Namun Kalteng Pos sempat mendapat informasi tersebut dari Any, ibu Iwan.

Any membenarkan bahwa Iwan sudah bebas dan sekarang berada di tempat yang aman di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Kabarnya bebasnya Iwan disampaikan langsung oleh anaknya itu saat sudah berada di Entikong dan dalam perjalanan ke Pontianak. “Iya, Iwan sudah bebas dan dijemput oleh polisi Ponti (Pontianak),” kata Any.

Any menceritakan bahwa Iwan kabur secara diam-diam dari bengkel tempatnya bekerja pada Minggu (20/11), saat kondisi bengkel sedang sepi.

“Kata Iwan, kalau hari Minggu bengkel bukanya agak siangan, karena orang yang kerja di situ bangunnya juga pada siangan,”  kata Any menyampaikan cerita Iwan kepadanya.

Setelah berhasil keluar dari bengkel, Iwan kemudian ditolong seorang sopir travel asal Indonesia yang bekerja di Malaysia.

“Untungnya ada sopir travel orang Indonesia yang baik hati dan mau mengantarnya sampai ke tempat penampungan, tempat berkumpulnya para sopir travel yang ada perbatasan Indonesia dan Malaysia di Entikong,” tuturnya.

Baca Juga:  Cek Dulu Listriknya! Ini Tips Aman Jual Beli dan Sewa Rumah

Dari tempat penampungan di perbatasan itu, sopir travel orang Indonesia tersebut menghubungi kawannya sesama sopir travel dari Pontianak untuk membawa Iwan pergi dari perbatasan ke Kota Pontianak. Di tempat penampungan itu, ada juga beberapa warga Indonesia yang juga melarikan diri dari tempat kerja di Malaysia.

“Kalau enggak salah orang dari Jawa ada dua, orang Lombok satu, orang Banjar satu, ada sekitar lima orang dengan Iwan,” sebut Any.

Dikatakannya, seluruh WNI yang kabur itu mengaku masuk ke Malaysia secara ilegal karena tertipu, lalu berhasil kabur setelah mendapatkan bantuan dari keluarga. Ketika ditanya terkait bagaimana cara Iwan dan teman-temannya bisa keluar dari wilayah Malaysia dan kembali ke Indonesia, padahal mereka tidak memiliki paspor dan surat resmi, Any mengatakan bahwa anaknya dan teman-temannya bisa keluar setelah membayar petugas penjaga pos perbatasan.

“Katanya mereka bayar di perbatasan, kalau lewat pos itu kan bayar, jadi enggak ada pakai surat-suratan, mereka pakai uang saja,” kata Any.

Any juga menyebut bahwa pihak keluarga sempat mengirim uang kepada Iwan sejumlah Rp6 juta untuk biayanya agar bisa keluar dari wilayah Malaysia.

Any mengaku sangat bersyukur dan senang karena anaknya telah kembali ke Indonesia dengan selamat. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada sejumlah pihak yang terlibat membantu, terutama kepolisian dari Polsek Cempaga yang membantu proses kepulangan Iwan.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolsek dan semua polisi di Polsek Cempaga, karena mereka sudah banyak membantu, yang pastinya mereka sudah bantu kami mencari solusi, pokoknya terbaiklah polisi di Polsek Cempaga sekarang,” sebut Any.

Ia berharap ke depannya Iwan mencari pekerjaan di wilayah Kalteng saja. “Kalau bisa cari kerja di sini sini sajalah,” ucapnya sembari berharap ada lowongan pekerjaan untuk anaknya.

Mengenai tiga orang lain yang berangkat bersama Iwan ke Malaysia, Any mengatakan, berdasarkan cerita anaknya, ketiga orang itu tidak diketahui keberadaan. “Mereka hilang kontak, enggak bisa dihubungi lagi, jadi enggak tahu ada di mana,” pungkasnya. (sja/ce/ala/ko)