“Kuota BBM subsidi memang sudah diatur dan diberikan melalui Pertamina kepada angkutan Organda. Akan tetapi, menurut laporan yang disampaikan, ada permainan monopoli oleh oknum Organda yang ada di darat”
Halikinnor Bupati Kotim
SAMPIT-Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi permasalahan yang terjadi di angkutan khusus pelabuhan Sampit. Banyak para pengangkut khususnya di perairan yang tergabung di Organisasi Angkutan Darat (Organda) angkutan khusus pelabuhan Sampit tidak mendapatkan BBM bersubsidi untuk kebutuhan.
Padahal, kuota BBM subsidi memang sudah diatur dan diberikan melalui Pertamina kepada Organda.
Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor menegaskan, akan melakukan koordinasi dengan instansi vertikal, Pertamina bahkan aparat kepolisian untuk menuntaskan permasalahan tersebut.
“Saya minta Organda memberikan surat secara resmi kepada bupati untuk dasar mengundang para instansi terkait untuk membahas permasalahan tersebut,” kata bupati saat menerima audiensi pengurus Organda di rumah jabatan, Selasa (4/4).
Kita akan lakukan pembahasan masalah ini terhadap instansi terkait. Kita akan undang Pertamina hingga aprat kepolisian untuk mencari solusi, sehingga tidak ada lagi permasalahan serupa kedepannya.
Halikinnor menyampaikan, dalam pertemuan tersebut, ada beberapa permasalahan yang mereka (Organda red) adukan. Yang lebih utama adalah BBM subsidi yang mereka tidak dapatkan.
Bupati menambahkan, kuota BBM subsidi memang sudah diatur dan diberikan melalui Pertamina kepada angkutan Organda.
Akan tetapi, menurut laporan yang disampaikan, ada permainan monopoli oleh oknum Organda yang ada di darat.
Sementara, untuk kebutuhan mereka yang ada dilaut cukup banyak karena harus mengangkut berbagai macam material, sembako dan lain-lain. “Kata pengurus bahwa BBM itu dimonopoli oleh Organda yang ada di darat, sementara kebutuhan di laut itu cukup banyak, tentu ini jadi permasalahan,” tandasnya. (sli/ans/ko)