PALANGKA RAYA-Kondisi cuaca di Kalimantan Tengah (Kalteng) selama Juni ini cukup terik. Meski beberapa kali turun hujan, tetapi tidak mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Terbukti jumlah kejadian karhutla meningkat tajam. Hingga 24 Juni tercatat ada 228 kejadian dengan luas lahan yang terbakar mencapai 484,212 hektare (data lengkap lihat tabel).
Cuaca panas dan kemarau panjang sudah diprediksi terjadi Juni ini. Ini menjadi atensi serius para pemangku kepentingan di Kalteng maupun pusat. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng sejak 29 Mei lalu sudah menetapkan status siaga darurat karhutla, diikuti oleh 11 kabupaten/kota.
Meskipun kejadian karhutla terus meningkat, pemprov memastikan kasus yang terjadi secara umum masih bisa terkendali. Hal itu ditegaskan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Ahmad Toyib kepada wartawan, Minggu (25/6).
“Ada 228 kasus karhutla sejak 1 Januari hingga 24 Juni 2023, dengan luas kebakaran 484,21 hektare,” kata Toyib.
Dengan meningkatnya kasus karhutla, Toyib mengingatkan semua pihak agar turut bekerja sama mengendalikan karhutla, terutama melalui sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
“Kami berharap masyarakat makin tercerahkan dan sadar akan bahaya membuka lahan dengan cara membakar serta memahami konsekuensi hukum dari tindakan tersebut,” tegas Toyib sembari mengapresiasi pihak-pihak yang tak kenal lelah melakukan sosialisasi dan pengendalian karhutla.
Lebih lanjut Toyib mengatakan, pengendalian karhutla yang dilakukan bersama semua pihak terkait ini bertujuan mewujudkan Kalteng bebas bencana kabut asap 2023. Untuk itu pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG. Selain itu, patroli udara menggunakan helikopter rutin dilakukan.
“Kami terus memantau perkembangan cuaca dan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Sejauh ini, kata Toyib, kerja sama pihak-pihak terkait seperti BPBD kabupaten/kota, 35 pos lapangan di bawah koordinasi BPBPK Kalteng, Manggala Agni, Dinas Kehutanan Kalteng, TNI/Polri melalui babinsa dan bhabinkamtibmas, Balakar, Tagana, dan lainnya terus diperkuat untuk penanganan karhutla demi mencegah bencana kabut asap.
“Kami optimistis target Kalteng bebas asap 2023 bisa terwujud dengan adanya kerja sama semua pihak,” ucapnya. Untuk upaya itu, lanjut Toyib, diperlukan anggaran serta sarana prasarana yang memadai.
“Dari sisi anggaran cukup, tapi dari sisi sarpras belum memadai, saat kunjungan kepala BNPB tempo hari, mereka sudah menyerahkan bantuan sarpras secara simbolis dengan nilai total hampir Rp14 miliar, yang rencananya akan disalurkan secara bertahap selama beberapa bulan ke depan,” bebernya.
Lebih lanjut ia mengatakan, helikopter yang tersedia saat ini dua unit. Satu unit berfungsi untuk patroli sekaligus water bombing berkapasitas angkut 800 liter air, sedangkan satu lagi berkapasitas angkut 1.000 liter air.
Sementara itu, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Tjilik Riwut Palangka Raya Alfandy mengatakan, saat ini masih ada sejumlah daerah di Kalteng yang jarang turun hujan. “Wilayah yang intensitas hujannya rendah yakni di Kotawaringin Timur dan Palangka Raya,” katanya.
Alfandy juga membeberkan perkiraan cuaca seminggu ke depan. “Secara umum tiga hari pertama hampir di seluruh wilayah Kalteng diperkirakan dalam kondisi cuaca cerah berawan,” tuturnya.
Selanjutnya hari keempat, lima, dan enam ada potensi turun hujan ringan di sebagian besar wilayah Kalteng.
“Terkecuali wilayah barat, seperti Kobar, Lamandau, dan sebagian Seruyan yang diperkirakan berawan secara umum,” lanjutnya.
Menurutnya daerah yang berpotensi terjadi karhutla adalah daerah-daerah yang terdapat lahan gambut yang rawan terbakar.
“Seperti adanya tumpukan dahan, ranting, dan daun kering di wilayah hutan dan lahan masyarakat,” tuturnya.
Hal yang juga perlu perhatian serius semua pihak adalah tidak melakukan pembakaran secara sengaja, terlebih di daerah-daerah yang rawan terjadi karhutla. “Lalu melakukan tindakan kooperatif, seperti melaporkan kepada dinas atau instansi terkait apabila melihat ada lahan yang terbakar, sehingga cepat dilakukan pemadaman,” pungkasnya.
Cegah Karhutla, MUI Keluarkan Imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng merespons cepat terkait maraknya kejadian karhutla di Bumi Tambun Bungai akhir-akhir ini. Minggu (25/6), MUI Kalteng mengeluarkan surat imbauan tentang pencegahan karhutla.
“Sebagaimana prinsip Islam yaitu amar ma’ruf nahi munkar, yang artinya menyuruh kita pada kebaikan dan mencegah dari keburukan,” ucap Ketua MUI Kalteng Prof KH Khairil Anwar, kemarin.
Musim kemarau tahun ini, kata Khairil, diprediksi akan terjadi cukup panjang, sehingga rawan terjadinya karhutla.
Oleh karena itu, MUI mengeluarkan surat imbauan untuk mendorong masyarakat khususnya umat Islam agar menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kebakaran hutan maupun lahan.
Khairil menyebut dengan adanya status siaga darurat bencana karhutla, MUI turut mendorong masyarakat terutama umat muslim, untuk mencegah dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya api.
“Karena sebagaimana kita ketahui bahwa 99,9 persen kebakaran itu disebabkan oleh ulah manusia, seperti membuang puntung rokok sembarangan, membuka lahan dengan cara membakar, dan lainnya. Karena itu, imbauan yang dikeluarkan oleh MUI benar adanya. Jangan sampai nantinya terjadi kebakarankebakaran yang lebih luas dan menimbulkan bencana kabut asap,” tegasnya.
MUI Kalteng, lanjut Khairil, juga menyerukan kepada para kiai, tuan guru, maupun ustaz/ustazah agar ketika, menyisipkan imbauan dan memberikan pemahaman kepada umat dalam berbagai kesempatan ceramah di suatu majelis taklim ataupun khotbah, terkait larangan membakar lahan sembarangan, terutama pada lahan-lahan gambut yang mudah terbakar. (ko)