Sementara itu, Plt Ketum KONI Kalteng Christian Sancho ingin menjadi ketum KONI Kalteng definitif. Dengan adanya banyak pelamar, menurut Sancho, persaingan akan lebih menarik.
“Kepengurusan KONI Kalteng ke depannya juga agar menjadi lebih baik,” tutur Sancho kepada wartawan, Sabtu (12/8).
Membeberkan sedikit visinya, pria yang juga menjabat ketum Perbakin Kalteng itu menjanjikan perubahan bagi dunia olahraga Kalteng, jika kelak terpilih menjadi ketum KONI Kalteng periode 2023-2027.
“Visi dan misi saya untuk perubahan KONI, baik dari segi sarana prasarana, peningkatan prestasi cabor, terutama menuju PON Aceh-Sumatera,” katanya.
Sancho juga sangat terbuka dengan siapa pun yang memutuskan untuk mendftar sebagai bakal calon ketum KONI Kalteng.
“Saya sangat open, saya harapkan pada acara musorprovlub nanti ada penyampaian visi dan misi serta debat calon, itu perlu untuk melihat sejauh mana komitmen calon ketua,” ucapnya.
Disinggung mengenai sejumlah lawannya yang dinilai kuat, seperti Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan Anggota DPR RI Agustiar Sabran, Sancho mengaku tidak gentar.
“Menurut saya itu bagus, terutama dengan hadirnya kepala daerah dan calon kepala daerah, nanti bisa dilihat visi ke depan,” tandas Sancho.
Sementara itu, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (Podsi) Kalteng, Subandi S Musan berpendapat, tampuk kepemimpinan KONI Kalteng sebaiknya dipegang oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran. Menurutnya, gubernur dapat menghimpun seluruh kekuatan untuk memajukan olahraga Kalteng melalui KONI.
“Kalau realistis dan mau maju, menurut saya sebaiknya kepemimpinan KONI Kalteng diserahkan kepada KH 1. Karena seluruh kekuatan, baik itu link, anggaran, sisi politis, sisi sosial, dan kemajuan serta perkembangan daerah dipegang oleh gubernur. Saya pikir tidak salah memberikan kekuasaan KONI kepada beliau,” ungkap Subandi kepada Kalteng Pos saat dihubungi melalui telepon WhatsApp, Minggu pagi (13/8).
Menurut Subandi, ada banyak persoalan yang harus diselesaikan dalam tubuh KONI Kalteng. Untuk itu butuh kehadiran dan tangan dingin gubernur.
“Permasalahan yang ada di tubuh KONI tidak akan beres kalau gubernur tidak turun tangan. Bahkan KONI Kalteng terancam mati suri. Dalam kondisi darurat seperti ini, harus cepat mengambil keputusan,” ujarnya.
Bukan tanpa alasan disebutkan bahwa kondisi KONI Kalteng saat ini darurat. Dalam waktu dekat ada agenda olahraga besar yang harus diikuti, yakni seleksi Pra-Pekan Olahraga Nasional (Pra-PON). Maka dari itu, tutur Subandi, pelaksanaan musorprovlub cukup dikejar waktu, agar sempat mempersiapkan para atlet Kalteng untuk berlaga pada Pra-PON.
“Menurut saya, persoalan mendasar kita dalam waktu dekat adalah menyelamatkan para atlet agar bisa berlaga pada Pra-PON. Butuh anggaran yang cukup dan sesuai estimasi,” tuturnya.
Dikatakan Subandi, sosok yang nantinya terpilih menjadi ketum KONI Kalteng harus bisa mengambil langkah seribu agar Kalteng bisa mengirimkan atlet ke ajang Pra-PON.
Selain banyaknya agenda olahraga ke depan, Subandi juga menyinggung terkait pembenahan internal KONI Kalteng. Hal paling mendasar yang perlu dibenahi adalah kepengurusan. Persoalan ini dapat dilakukan dengan cara mengonsolidasikan segenap elemen yang ada dalam kepengurusan KONI.
“Kedua, KONI Kalteng harus memperkuat hubungan dengan sejumlah instansi, terutama perangkat daerah terkait, kementerian terkait, termasuk cabor-cabor dan KONI kabupaten/kota, itu penting dilakukan untuk merangkul kembali komunikasi intens antarpengurus dunia keolahragaan,” tuturnya.