PALANGKA RAYA-Kasus tertembaknya warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan di lahan perkebunan PT HMBP I mendapat sorotan. Sekelompok kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palangka Raya menuntut agar kasus penembakan tersebut diusut hingga tuntas. Aksi itu dilakukan di depan Mapolda Kalteng, Selasa (10/10).
Koordinator lapangan (korlap) aksi, Beni Andriano menyampaikan bahwa aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas kader HMI terhadap masyarakat Desa Bangkal.
“Ratusan kader HMI turun ke jalan untuk menuntut pertanggungjawaban aparat atas tragedi di Desa Bangkal, Seruyan,” tegas Beni.
Dalam orasi, Ketua HMI Palangka Raya Rizky Oktaviandi menuntut aparat kepolisian bertanggung jawab atas insiden penembakan yang dilakukan oknum polisi di PT HMBP beberapa waktu lalu, hingga menewaskan seorang warga Desa Bangkal.
Pria asal Kabupaten Murung Raya itu menilai tindakan aparat telah melanggar hak asasi manusia (HAM). “Institusi Polri bukan lagi pelindung masyarakat, tetapi pelindung kekuasaan dan oligarki,” tandasnya.
Rizky menyebut dengan adanya kasus penembakan terhadap warga Desa Bangkal, polisi dianggap bukan lagi sebagai pengayom masyarakat, tetapi pelidung oligarki dan perusahaan. Bahkan ia menyebut bahwa jargon Polri Presisi hanya sebuah halusinasi.
“Kita lihat bagaimana polisi yang diberi kekuasaan untuk membubarkan massa secara berlebihan, kami mempertanyakan apakah polisi pelindung masyarakat atau pelindung oligarki, semboyan Polri Presisi hanyalah halusinasi,” teriak Rizky.
Massa terus menyanyikam yel-yel dan meneriakkan agar kapolda dan wakapolda menemui mereka. Sementara itu, aksi demontrasi tersebut dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polresta Palangka Raya.
Kepada media, Rizky menyebut ada empat poin tuntutan yang digaungkan pihaknya. Mereka mengecam dan mengutuk tindakan represif yang mengakibatkan tertembaknya warga Bangkal yang diduga diakukan oleh oknum polisi.
Selain itu, pihaknya juga mendesak Presiden RI dan Kapolri untuk mengusut tuntas dan menindak tegas oknum aparat yang telah menembak warga.
“Mendesak pemerintah untuk bertanggung jawab menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di Desa Bangkal,” tegas Rizky.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santosa yang turut serta memantau pengamanan aksi damai itu menyampaikan bahwa kapolda tidak dapat menemui massa.
“Kapolda Kalteng beserta PJU Polda Kalteng tidak berada di Palangka Raya karena sedang berada di Seruyan,” ucap Budi. (ko)