Kaltengonline.com-Rupiah merupakan mata uang asli Indonesia. Kehadirannya merepresentasikannilai dan identitasbangsa Indonesia,yang mencerminkan kerja keras, keuletan, dan potensi yang tak terbatas di dalamnegeri ini. Sejarah perjalanan rupiah sebagai mata uang Indonesia cukup panjang. Dari situlah masyarakat diajak untuk mencintai rupiah.
Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan (Ekbang) Yuas Elko mengungkapkan, rupiah adalah simbol, sebuah representasi nilai dan identitas negara Indonesia.
“Mengapa kita harus mencintai rupiah? Karena rupiah adalah suara ekonomi kita, yang mencerminkan kerja keras, keuletan dan potensi yang tak terbatas dalam negeri ini,” kata Yuas saat membacakan sambutan gubernur dalam pembukaan kegiatan acara puncak gowes bersama Festival Betang Juara (Ferba) Tahun 2023 di Kantor Bank Indonesia (BI) Kalteng, Sabtu (4/11).
Menurut Yuas, rupiah menjadi sarana yang memungkinkan masyarakat untuk mencapai impian, untuk membangun masa depan yang lebih baik dan memberdayakan komunitas. Selain itu, lahirnya mata uang mulai dari Oeang Republik Indonesia (ORI) hingga mata uang Rupiah tidak bisa dilepaskan dari perjuangan panjang Negara Republik Indonesia.
“Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, uang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah, tetapi juga sebagai lambang utama negara merdeka dan berdaulat,” tuturnya.
Maka dari itu, lanjut Yuas, perlu menanamkan cinta rupiah kepada masyarakat Kalteng. Proses penanaman paham cinta rupiah itu dapat dilakukan melalui peran edukasi. Sebelumnya telah dilaksanakan Training of Trainers (ToT) kepada Guru se-Kalteng.
“Dari kegiatan itu, sebagai pendidik yang berperan penting dalam membentuk karakter dan pengetahuan para siswa, marilah kita tanamkan pemahaman dan kebanggaan terhadap rupiah sebagai bagian dari identitas kita,” tuturnya
Kegiatan tersebut, kata Yuas, merupakan bentuk komitmen dari BI dan pemda dalam mengampanyekan cinta, bangga, paham rupiah, dan sistem pembayaran menggunakan QRIS kepada para pendidik yang ada di Bumi Tambun Bungai.
“Harapannya tidak lain adalah agar para pendidik tersebut dapat menjadi agen perubahan, yang membantu menyebarkan pesan ‘cinta bangga paham rupiah’ kepada para peserta didik,” pintanya.
Yuas menyebut tenaga pendidikan berperan penting dalam mengedukasi mengenai pentingnya mata uang, tentang keberagaman budaya Indonesia yang direpresentasikan oleh rupiah, dan mengajarkan bagaimana pemahaman yang baik mengenai uang. “Hal itu akan membantu mereka (peserta didik, red) dalam mencapai impian dan tujuan hidup mereka,” tandasnya. (ko)