Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai itu hadir untuk memberikan arahan dalam konferensi pers operasi bedah jantung terbuka jejaring pengampunan layanan kardiovaskular di lobi RSUD dr Doris Sylvanus, Palangka Raya, Jumat pagi (1/12).
Sugianto mengatakan bersyukur karena RSUD dr Doris Sylvanus bisa membuka layanan bedah jantung, kendati masih terkendala sumber daya manusia (SDM) dan belum memadainya sarana prasarana.
“Sarana prasarana memang bisa kami bangun, tapi untuk menyiapkan SDM yang mumpuni butuh waktu jangka panjang, paling tidak butuh waktu 20 tahun untuk menyiapkan SDM dokter spesialis dari Kalteng,” ujarnya, didampingi Wagub Kalteng H Edy Pratowo dan Plt Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Ady Fradita.
Sugianto berharap ke depan makin banyak pemuda-pemudi Kalteng yang menjadi dokter spesialis di berbagai bidang. “Investasi di bidang kesehatan itu jangka panjang, selama 20 tahun kita siapkan SDM mumpuni di bidang ini, setelah itu hasilnya akan kita tuai,” tambahnya.
Dalam mewujudkan cita-cita itu, pemprov bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Brawijaya (UB) untuk memberikan pendidikan dokter spesialis kepada dokter-dokter dari Kalteng.
Dua pasien yang dioperasi hari itu adalah Dono dari Kapuas dan Ahmad Tjuan dari Barito Selatan.
Adapun tim operasi bedah jantung perdana itu terdiri dari satu dokter dari RSUD dr Doris Sylvanus dan empat dokter dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Nasional (RSJPN) Harapan Kita. Diketuai oleh Dr dr Hananto Andrianto SpJP (K) dari RSJPN Harapan Kita, dr Dicky Aligheri SpBTKV dari RSJPN Harapan Kita, dr Gary Pradhana SpBTKV dari RSUD dr Doris Sylvanus, dr Ardiyan SpAN dari RSJPN Harapan Kita, dan dr Cinty Elfira Boom SpAN dari RSJPN Harapan Kita.