Kelima orang dokter itu dibantu oleh perawat dari RSJPN Harapan Kita, yakni Budi Raharjo SKep Ners, Anthoneta Paliama SKep Ners, Ilham Nusyabanu Ramadani SKep Ners, Nanang Kurniawan SKep Ners, dan Irza Mirharina SKep Ners.
Plt Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Ady Fradita menambahkan, biaya operasi dan pengobatan kedua pasien itu ditanggung oleh Pemprov Kalteng dan didukung BPJS Kesehatan.
“Ini perdana kita melakukan operasi bedah jantung. Apabila berhasil, kami akan melakukan operasi bedah jantung terbuka berikutnya. Kami akan diampu oleh RSJPN Harapan Kita sampai benar-benar mampu untuk mandiri,” ucapnya kepada awak media.
Di tempat yang sama, salah satu dokter spesialis bedah toraks kardiak dan vaskular (BTKV) yang merupakan salah satu anggota tim operasi bedah jantung perdana itu, dr Gary Pradhana SpBTKV dari RSUD dr Doris Sylvanus menjelaskan, operasi tersebut akan dilakukan selama dua hari, yakni kemarin dan hari ini.
“Pasien pertama hari ini (kemarin, red), kami lakukan siang ini, dan pasien kedua besok (hari ini, red). Kami dibantu oleh para dokter dari RSJPN Harapan Kita dengan full time. Operasi perdana ini akan kami jalankan sebaik mungkin,” ujarnya.
Gary berharap proses operasi berjalan lancar dengan hasil terbaik. Menurutnya, operasi ini menjadi batu loncatan untuk RSUD dr Doris Sylvanus agar bisa lebih maju ke depannya.
“Dokter yang terlibat dalam operasi ini ada saya selaku dokter spesialis bedah jantung, dokter jantung, dokter anestesi, dokter penyakit dalam, dan dokter saraf. Semua komponen di rumah sakit dilibatkan untuk mendukung kelancaran operasi,” ungkap dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 2011 itu.
Operasi yang dijalankan terhadap kedua pasien itu adalah operasi bypass koroner. Gary menjelaskan, kedua pasien mengalami penyumbatan pembuluh darah koroner. Karena itu pihaknya akan menyambungkan pembuluh darah baru untuk bisa menyuplai koroner dan jantung pasien.
“Ini operasi jantung terbuka dengan cara membuka dada dan mengoperasi jantungnya. Kalau operasi seperti pasang ring itu nanti akan dikerjakan oleh dokter jantung pada pasien-pasien yang selektif. Langkah itu diambil setelah kami para dokter berdiskusi secara internal untuk menentukan terapi paling tepat bagi pasien bersangkutan,” jelas dokter berusia 36 tahun itu. (dan/ce/ala/ko)