kaltengonline.com – Program strategis nasional food estate singkong di lahan seluas kurang lebih 670 hektare (ha) belum ada hasil sama sekali. Kini, di atas lahan seluas 3 hektare (ha) ditanami komoditas lain berupa jagung. Tanaman jagung terlihat tumbuh dalam polybag. Rencananya Januari 2024 mendatang sudah bisa panen.
Hal itu menjadi sorotan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bidang Serelia, lembaga di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Syarifuddin selaku perwakilan BSIP Bidang Serenia mengatakan, beberapa lahan memang sudah ditanami jagung. Itu dilakukan sebagai bentuk rehabilitasi lahan.
“Kami dari tim BSIP diminta untuk rehabilitasi lahan. Isunya lahan ini kan gagal, jadi kami diturunkan untuk mengelola lahan. Jadi kami ingin membuktikan bahwa lahan ini bisa ditumbuhi jagung dengan sistem teknologi,” kata Syarifuddin saat diwawancara awak media, Senin (5/12).
Ia menyebut, jagung yang ditanam pada uji coba itu merupakan varietas Lamuru. Ada 2 hingga 3 hektare (ha) lahan bertempat di blok 65 yang telah ditumbuhi jagung. Yang dalam proses penanaman seluas 4 hektare. Apabila jagung tersebut berhasil dipanen, diproyeksikan 100 hektare penanaman jagung. Ia juga menyebut lahan itu sebelumnya digarap oleh Kementerian Pertahanan, berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian.
“Penanaman jagung ini bukan diambil alih oleh Kementerian Pertanian, tetapi ada kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertahanan,” tegas Syarif.
Dikatakannya, BSIP datang ke Kalteng sejak bulan September dan mulai mengurusi penanaman jagung. Kini jagung tersebut telah berusia dua bulan. Diperkirakan pertengahan Januari 2024 sudah bisa dipanen. Syarif menyebut, ada rencana bahwa Presiden Joko Widodo akan ikut panen perdana.
“Kalau tidak ada halangan, saat panen nanti dihadiri Presiden RI. Alhamdulillah juga dengan kondisi tanah seperti ini bisa diupayakan dan tumbuh dengan baik,” sebutnya.
Ia menjelaskan, tanah yang ada lokasi tidak memiliki cukup mineral. Karena itu pihaknya mendatangkan bahan organik seperti pupuk kompos.
Dikatakannya, lahan itu digarap langsung Kementerian Pertanian. Namun ada lahan yang ditanami jagung dan ditangani Kementerian Pertahanan. Seperti yang ada di blok G-7d. Dicanangkan lahan seluas 50 hektare digarap oleh Kementerian Pertahanan dengan ditanami jagung.
“Wilayah kami ini (blok 65) ditangani Kementerian Pertanian, tetapi yang di sana itu (blok G-7d) oleh Kementerian Pertahanan. Ada bagian-bagiannya. Jadi masing-masing menerapkan ilmu. Caranya beda, tetapi tujuannya sama,” tutur Syarif.
Salah satu tenaga teknis lapangan yang mengelola lahan punya Kementerian Pertahanan, Supandar menyebut, ia didatangkan dari Jawa untuk mengelola lahan tersebut agar bisa ditumbuhi jagung.
“Perkiraan ada 50 hektare yang akan digunakan untuk ditanami jagung. Yang sudah kami tanam berusia satu bulan. Apabila hasilnya bagus, programnya dilanjutkan,” ucapnya.
Menurut Supandar, metode yang digunakan pihaknya adalah memanfaatkan lahan yang ada dan mencampuri adukan pupuk kompos.
“Alhamdulillah bisa tumbuh juga,” tuturnya sembari menyebut area di bagian timur camp tetap ditanami singkong.
Mantan Wakil Gubernur Kalteng periode 2016-2020, Habib Ismail juga berkunjung ke kawasan food estate itu untuk melihat progres pengelolaan lahan tersebut.
“Pertama saya ke sini (lahan food estate Gunung Mas, red) untuk melihat sesuatu yang pernah saya setujui ketika saya masih menjabat wakil gubernur. Saya ke lahan ini setelah membaca berita viral yang menyebut bahwa program food estate singkong gagal. Setelah saya lihat langsung, ini belum bisa disebut gagal,” ucapnya.
“Walaupun dicap gagal untuk program penanaman singkong, tapi saya lihat ada kolaborasi Kementerian Pertahanan dan Pertanian, pada lahan-lahan itu sudah ditanami jagung dan tumbuh subur,” tambahnya. (irj/ce/ala/ko)