kaltengonline.com -Pemerintah Kabupaten Kapuas terus berupaya dalam melakukan penanganan stunting. Hal ini harus dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi diantara semua pemangku kepentingan.
Akar masalah stunting demikian kompleks yang mana menyangkut ketersediaan asupan gizi dan ketahanan pangan, pola asuh, penyiapan kehidupan berkeluarga yang berkualitas, akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, serta akses sanitasi dan air minum yang layak.
Dalam salah satu paparannya saat menyampaikan capaian kinerja pejabat kepala daerah, Pj Bupati Kapuas Erlin Hardi mengungkapkan, bahwa sejumlah upaya pun telah dilakukan Pemerintah Daerah dalam penurunan stunting di wilayah Kabupaten Kapuas.
“Di antaranya dengan Gerakan Bersama Menuju Kapuas Bebas Stunting (Gema Eka Asi) melalui Pencanangan Percontohan Desa dan Kelurahan Bebas Stunting. Kemudian melalui kegiatan gotong royong menyumbang telur sumber protein hewani untuk cegah stunting dengan Mari hadiahkan Telur Untuk Cegah Stunting,” kata Erlin.
Dia menambahkan, terdapat juga pendampingan Keluarga Beresiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta pemberian Makanan Tambahan ke 908 anak balita, dan 476 ibu hamil Kurang Energi Kronis. “Dengan sejumlah upaya yang telah dilakukan ini, pada tahun 2023 angka stunting berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) untuk Kabupaten Kapuas berada pada 17,6 persen,” ujar Erlin.
Selain itu, dirinya pun menegaskan Pemerintah Daerah ke depannya akan berupaya untuk melakukan peningkatan Kampung Keluarga Berkualitas dan juga penguatan Posyandu. “Serta peningkatan cakupan Desa Setop Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan akses air minum layak konsumsi dengan harapan dapat semakin menurunkan stuning di Kabupaten Kapuas,” ucap Erlin. (hmskmf/art/ko).