PALANGKA RAYA, kaltengonline.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kalimantan Tengah meningkat. Peningkatan ini menembus angka 4.248 sepanjang tahun 2023 dengan memakan 0.38 persen korban jiwa. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, dr. Riza Syahputra mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, dr. Suyuti Samsul.
Menurutnya, kasus DBD pada tahun 2023 merupakan kasus DBD tertinggi semasa dia menduduki jabatannya. “Ini (kenaikan kasus, red) disebabkan beberapa faktor. Karena kurangnya kesadaran dari masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS), intensitas curah hujan yang tinggi, serta kerusakan lingkungan, yang menyebabkan perkembangan nyamuk aedes aegypti kian meningkat,” ujarnya, Jumat (12/1).
Ia membeberkan data yang diterima untuk kasus DBD pada tahun 2022 tidak menembus angka 1.000 penderita DBD. “Berarti dapat disimpulkan DBD se-Kalteng dapat melonjak lima kali lipat. Dengan penyumbang terbesar kasus DBD 13 kabupaten dan kota nomor satu adalah Kabupaten Seruyan dengan angka kasus DBD sebanyak 693 kasus, disusul oleh Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sebanyak 691 kasus,” katanya.
Lebih lanjut, Riza menyampaikan beberapa langkah yang dapat diambil sebagai intervensi kasus DBD. “Saat musim hujan tiba, dan didapati keluarga mengalami demam panas lalu dingin kembali, maka perlu dilakukan kewaspadaan dini. Dengan cara segera bawa ke layanan kesehatan terdekat untuk dilakukan pemantauan lebih lanjut dan dapat ditangani dengan cepat,” jelasnya.
Pasalnya, kejadian itu karena kinerja dari virus dengue akan merusak trambosit. Idealnya 150.000 sampai dengan 200.000 keatas, namun akan kian menurun sehingga di hari ke empat penderita yang menderita kasus DBD akan mengalami masa kritis.“Maka dari itu besar kemungkinan mengalami kematian jika tidak ditangani dengan baik,” ujarnya. (*zia/ila)