Antusias Sambut Pasar Murah di Kelurahan Kameloh Baru

oleh
oleh

Di sisi lain ia juga menjelaskan bahwa daerah Barabai dan Kandangan yang biasanya memasok beras ke Palangka Raya, akan memulai panen minggu depan. Dengan begitu diharapkan harga beras lokal bisa turun.

“Kalau untuk harga ayam mungkin terjadi kenaikan beberapa hari saja. Pasokan ayam kita terpenuhi, dan termasuk perusahaan yang bekerja sama dengan masyarakat untuk kebutuhan pasokan ayam. Karena itu, program operasi pasar murah oleh Pemerintah Kota Palangka Raya merupakan upaya untuk menstabilkan harga bahan pokok dan mengurangi beban masyarakat,” tandasnya.

Memasuki bulan Ramadan, upaya menjaga stabilitas harga barang dan kebutuhan pokok harus makin digencarkan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) berencana menggelar pasar murah di sejumlah daerah pada sebelum, saat, dan setelah Ramadan atau mendekati Idulfitri. Para ekonom menyebut, pengendalian harga perlu menyasar komoditas yang rentan mengalami kenaikan. Di samping itu, inspeksi mendadak (sidak) pasar juga perlu dilakukan.

Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo mengungkapkan, pemprov melalui tim pengendali inflasi daerah (TPID) terus menggelar pasar murah dan penyimbang di sejumlah daerah untuk menjaga stabilitas harga di Kalteng. Dalam waktu dekat, pihaknya akan melaksanakan pasar murah dan penyeimbang di sejumlah daerah.

“Menyikapi masuknya bulan Ramadan, treatment yang kami siapkan untuk menjaga stabilitas harga adalah dengan melakukan operasi pasar penyeimbang. Itu akan dilaksanakan sebelum dan saat Ramadan, maupun menjelang Idulfitri,” beber Edy kepada wartawan, Rabu (28/2).

Dikatakannya, saat ini pemprov tengah bekerja sama dengan Bulog untuk menyediakan beras. Hal itu dilakukan karena menyikapi kondisi harga beras yang mengalami kenaikan saat ini. Ia mengaku bersyukur karena harga dari penyediaan beras skala besar oleh Bulog tetap datar.

“Harga tetap flat, artinya tidak tergantung kenaikan nanti, misalkan dalam setahun kita memerlukan 100.000 ton beras, kapan saja kami mengambil, harga tetap flat, Bulog menyediakan itu,” jelasnya.

Tak hanya beras, Edy menyebut Bulog juga menyediakan kebutuhan pokok lain, seperti minyak goreng dan gula. “Kami bersyukur dengan adanya Bulog, beras dapat disediakan dalam skala besar, tetapi dengan harga yang tetap datar,” tambahnya.

Pengamat ekonomi Kalteng, Fitria Husnatarina berpendapat, upaya pengendalian harga perlu memperhatikan komoditas-komoditas yang kini mengalami kenaikan. Melihat dari kondisi pasar saat ini, Fitria menyebut salah satu bahan pokok yang mengalami kenaikan adalah cabai. Pada saat Ramadan, dipastikan permintaan terhadap komoditas tersebut melonjak.

Baca Juga:  Investasi Emas di Pegadaian Jadi Solusi Masa Depan Finansial Masyarakat Kalteng

“Permintaan terhadap cabai akan makin meningkat dan harga cabai akan makin tinggi, sehingga dapat menjadi komoditas penyumbang inflasi yang cukup signifikan,” ujar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya itu kepada Kalteng Pos, Rabu (28/2).

Tak hanya cabai, Fitria menyebut bahan pokok seperti bawang, beras, daging ayam, tepung, telur, minyak goreng, dan daging sapi diprediksi mengalami kenaikan juga. Pola konsumsi masyarakat saat Ramadan memang besar, sehingga akan terjadi lonjakan permintaan terhadap multikomoditas, khususnya yang berkaitan dengan produk-produk konsumsi masyarakat di momen tersebut. Pada sisi lain, menurutnya momen Ramadan bagus untuk mendongkrak perekonomian.

“Tetapi yang harus dipahami adalah bagaimana pihak pemerintah dan pihak-pihak lain yang berwenang pada kondisi ini bisa benar-benar memitigasi dengan program-program yang akan menjamin agar harga-harga tetap terjangkau, seperti pasar murah dan pasar penyeimbang,” tambahnya.

Fitria berpendapat, melalui pasar murah dan pasar penyeimbang tidak serta-merta jangkauan terhadap produk-produk yang punya andil terhadap inflasi itu bisa dengan mudah diatasi. Sebab, beberapa komoditas tidak dijual di paket-paket sembako murah. Sebagai contoh, cabai.

“Artinya ada kebijakan khusus pemerintah yang memang harus dipikirkan ketika kuantitas dari bahan pokok ini memang cukup terkendala untuk sampai di pasar, entah itu berasal dari produsennya sendiri, harus dipastikan kapasitasnya,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kebijakan sidak pasar juga penting dilakukan untuk memastikan agar tidak hanya kuantitas barang atau bahan pokok itu tidak langka di pasar, tetapi juga dapat menjamin bahwa kualitas produk itu baik untuk dikonsumsi masyarakat.

“Sidak juga penting dilakukan agar tidak ada oportunisme market yang bisa saja terjadi. Misalnya, barang ada, tetapi pemasok atau distributornya nakal. Ketika tahu pola permintaan turun, bisa saja mereka timbun, lalu dikeluarkan saat harga sudah melambung tinggi,” ucapnya. (mut/nov/dan/ce/ala/ko)