Pentingnya Integrasi Teknologi Digital di Sektor Pertanian

oleh
oleh

“Kami lebih enak, karena dengan hanya membuka aplikasi Habibie Garden, sistem pemumpukannya kami tahu, nutrisinya kami tahu, PH tanah kami tahu, dan kekurangan unsur hara juga bisa kami ketahui,” ungkapnya.

Lelaki ini pun menjelaskan, untuk cabai rawit yang ia tanam luasannya setengah hektare. Untuk umur panen adalah 90-100 hari. Setelah itu, tiap 5 hari sekali dilakukan panen. Satu kali panen, petani mengumpulkan sebanyak tiga kuintal cabai. Mengenai penjualan Agusyanto menyampaikan, pihaknya tidak kesulitan, karena sudah ada pengepul. “Harganya sekarang Rp25 ribu perkilo, namun mungkin sebentar lagi ada perkiraan harga cabai akan naik,” terangnya.

Meski Agusyanto mengakui ada banyak kemudahan yang petani dapatkan dengan melaksanakan metode digital farming, menurut dia, masih ada kendala yang kelompok taninya hadapi. “Kendalanya cuaca, jika hujan lalu ada petir, maka alat bisa rusak. Pernah sekali alat nutrisinya rusak,” ungkapnya. “Selain itu, ya jamur. Ya caranya kita cegah dengan memberikan nutrisi,” imbuhnya.

Meskipun ada kendala-kendala tersebut, pihaknya akan tetap melanjutkan metode digital farming. “Insyaallah akan kami lanjutkan. Sebab metode ini sangat bisa membantu mengurangi tingkat kegagalan panen kami. Untuk modalnya awalnya mungkin memang besar, tapi jika dilanjutkan maka bisa kembali modal itu. Harga alatnya kami gak tahu, karena dari BI, kami cuma jadi pilot project,” tuturnya.