Transparansi Elpiji Subsidi Harus Dipertahankan

by
by
Sri A Rintuh

Palangka Raya, kaltengonline – Kenaikan harga elpiji melon yang melambung tinggi di pasaran menjadi sorotan kalangan DPRD Kota Palangka Raya. Harga elpiji subsidi di tingkat pengecer dilaporkan mencapai Rp30.000 hingga Rp35.000 per tabung, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Tidak hanya itu, masyarakat juga mengeluhkan keterbatasan stok di pangkalan resmi. Yang di mana seharusnya menjadi tempat penjualan dengan harga yang terjangkau.

Anggota DPRD Kota Palangka Raya, Sri A Rintuh berharap agar distribusi elpiji subsidi lebih transparan dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Menurutnya, pengawasan yang lebih ketat sangat diperlukan agar elpiji subsidi tepat sasaran dan tidak terjadi penyalahgunaan yang merugikan masyarakat kecil.

“Kami berharap agar transparansi dalam distribusi subsidi dipertahankan, dan harga elpiji di pangkalan sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Pengawasan harus diperketat agar subsidi benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan, dan tidak disalahgunakan,” ujarnya saat ditemui media di Kantor Gubernur Provinsi Kalteng, kemarin.

Kenaikan harga elpiji tiga kilogram ini sangat dirasakan oleh warga Palangka Raya, terutama kalangan menengah ke bawah yang sangat bergantung pada gas bersubsidi ini untuk kebutuhan sehari-hari. Sri juga meminta pihak terkait untuk segera melakukan tindakan, mengingat pentingnya elpiji melon sebagai kebutuhan pokok bagi banyak warga.

Pemerintah daerah bersama dengan pihak berwenang diingatkan untuk segera mengambil langkah cepat untuk menormalkan kembali harga elpiji di tingkat pangkalan. Demi memastikan distribusi gas bersubsidi berjalan lancar tanpa hambatan

“Saya mengajak semua pihak untuk memperketat pengawasan di lapangan. Kita harus memastikan bahwa subsidi ini tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak berhak,” ucapnya. (ham/ans/ko)