PALANGKA RAYA-Cuaca panas yang konsisten akhir-akhir ini, membuat grafik titik api (hotspot) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melonjak drastis. Lonjakan hotspot tampak berkelindan dengan fenomena kabut asap yang dirasakan warga dalam sepekan terakhir. Kendati belum ada kejadian karhutla skala besar, hotspot skala kecil juga menyumbang asap.
Hal itu sejalan dengan grafik indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Palangka Raya yang menurun, dari kategori baik ke kategori sedang. Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Ahmad Toyib mengungkapkan, berdasarkan data terbaru grafik hotspot, kejadian, dan luas karhutla di Kalteng tahun 2024 per tanggal 18 September, hotspot karhutla di Kalteng mengalami lonjakan drastis dari total 547 titik pada Agustus menjadi 2.539 titik api pada 18 September.
“Naiknya hampir empat kali lipat, hal ini sejalan dengan kondisi cuaca yang akhir-akhir ini sering panas, sehingga meningkatkan potensi munculnya titik api,” ujar Toyib kepada Kalteng Pos, Kamis (19/9).
Dilihat berdasarkan wilayah kabupaten/kota, Katingan menjadi wilayah yang memiliki hotspot terbanyak dengan jumlah 659 titik, disusul Lamandau 553 titik, Seruyan 454 titik, dan Murung Raya 401 titik. Kendati demikian, data karhutla untuk kategori jumlah kejadian dan luas kebakaran tidak mengalami lonjakan, bahkan lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Pada bulan Agustus, terdapat 173 kejadian karhutla di Kalteng, sementara bulan September jumlahnya 135 kejadian. Tercermin dari luasan karhutla 173,29 hektare (ha) pada bulan Agustus, lalu turun menjadi 122,44 pada bulan September. Per 18 September, sudah terjadi 15 kejadian karhutla dengan 133 titik api yang terjadi dalam sehari. (ko)