Kaltengonline.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat upaya mencetak sawah baru seluas 100 ribu hektare di Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai langkah strategis untuk mendukung target swasembada pangan. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari pengelolaan potensi lahan seluas 500 ribu hektare di wilayah tersebut.
“Dari total potensi lahan, 100 ribu hektare sudah siap dan telah memiliki SID (Survei Investigasi Desain),” ujar Andi saat memberikan keterangan.
Ia menambahkan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk berbagai kegiatan, termasuk cetak sawah, modernisasi alat pertanian, optimasi lahan, dan pembentukan brigade pangan. Kementan menargetkan lahan sawah ini dapat mulai ditanami pada Juni tahun ini. Dalam pelaksanaannya, Kementan bekerja sama dengan sejumlah instansi, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kementerian PUPR berperan dalam normalisasi saluran irigasi, pembangunan tanggul, perbaikan pintu air, hingga penyediaan pompa air untuk memastikan ketersediaan air di area cetak sawah.
“Langkah ini diharapkan mampu mengurangi risiko banjir yang sering melanda wilayah tersebut,” kata Andi.
Ia juga menuturkan bahwa dampak banjir di beberapa wilayah mulai berkurang, menunjukkan kemajuan yang signifikan dari upaya kolaboratif ini. Proyek ini didukung anggaran total Kementan yang mencapai Rp 29 triliun. Untuk wilayah Kalteng sendiri, sekitar Rp 5,5 triliun dialokasikan untuk kebutuhan cetak sawah dan program pendukung lainnya.
Andi menilai, saat ini adalah momentum yang tepat untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam rangka mempercepat swasembada pangan nasional. Selain cetak sawah, Andi mengungkapkan adanya potensi optimasi lahan lain di Kalteng yang mencakup 200 hingga 300 ribu hektare. “Lahan yang belum dimanfaatkan ini masih bisa dioptimalkan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran, menyampaikan bahwa program cetak sawah dan pengembangan jagung menjadi langkah strategis untuk meningkatkan swasembada pangan di wilayah ini.
“Pada tahun 2025, kita menargetkan cetak sawah seluas 150.000 hektare sebagai bagian dari program nasional yang menargetkan 2,2 juta hektare. Setelah dilakukan Survei Investigasi dan Desain oleh tim dari berbagai universitas di Indonesia, di Kalimantan Tengah terdapat lahan seluas 102.622,47 hektare yang layak untuk cetak sawah,” kata Sugianto Sabran, Selasa (7/1).
Gubernur juga menjelaskan bahwa lahan-lahan tersebut tersebar di sepuluh kabupaten, di antaranya Kabupaten Kapuas dengan luas 57.731,62 hektare, Pulang Pisau 14.498,04 hektare, dan Katingan 3.114,45 hektare.
“Selain itu, Kota Palangka Raya memiliki 3.382,66 hektare, Kotawaringin Timur 4.800 hektare, dan Seruyan 7.467,32 hektare. Potensi besar ini harus kita manfaatkan secara maksimal untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Tidak hanya fokus pada padi, pemerintah juga menargetkan pengembangan jagung di lahan perkebunan dan lahan kering seluas 207.655,44 hektare.
Sugianto menegaskan bahwa total potensi perluasan pertanian di Kalteng mencapai 930.640 hektare, menjadikan provinsi Kalteng sebagai salah satu wilayah kunci dalam meningkatkan produksi pangan nasional.
“Keberhasilan program ini membutuhkan sinergi kita semua, mulai dari pemerintah, petani, hingga elemen masyarakat lainnya. Kita harus bergerak bersama untuk menyukseskan program ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sugianto Sabran juga menyoroti pentingnya pengelolaan lahan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian.
“Kita perlu memastikan bahwa setiap lahan yang dipilih memenuhi syarat untuk cetak sawah. Selain itu, SDM petani juga harus dipersiapkan agar dapat mengelola lahan dengan baik,” jelasnya.
Melalui rapat koordinasi persiapan kegiatan cetak sawah dan swasembada jagung Provinsi Kalteng yang berlangsung di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur ini, ia berharap Pemprov Kalteng terus mengidentifikasi potensi lahan serta merumuskan langkah-langkah teknis untuk memastikan program ini berjalan dengan baik.
“Kita optimistis bahwa Kalimantan Tengah tidak hanya akan mencukupi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga menjadi penyumbang utama ekspor pangan nasional,” katanya. Menurutnya dengan program cetak sawah dan pengembangan jagung ini, Kalimantan Tengah diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045.
“Potensi kita sangat besar, dan dengan kerja sama yang baik, kita pasti bisa mencapainya,” pungkasnya. (ko)