Buntok, kaltengonline – Ketahanan pangan merupakan prioritas utama pembangunan, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, hingga dinamika ekonomi. Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Barito Selatan (Barsel), Deddy Winarwan pada Koordinasi (Rakor) Rapat yang berlangsung di Aula Sekretariat PKK Kabupaten Barsel, baru-baru ini.
Rakor membahas rencana pengembangan sapi perah oleh investor di Kabupaten Barito Selatan, dibuka Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rahmat Nuryadin didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Barsel, Ida Safi tri.
Dalam sambutannya Pj Bupati Barsel, Deddy Winarwan mengatakan, peningkatan pilar utama ketahanan pangan salah satunya yakni, ketersediaan sumber protein hewani, termasuk susu segar. Usaha sapi perah memiliki peran strategis dalam mendukung ketersediaan pangan sekaligus ekonomi daerah.
“Pemerintah daerah menyambut baik rencana para investor untuk berkontribusi dalam pengembangan sapi perah. Hal ini selain sebagai sumber pangan bergizi tinggi, juga menciptakan lapangan meningkatkan kerja baru, pendapatan masyarakat dan menjadikan sektor ekonomi berkelanjutan,” ucap Deddy Winarwan.
Maka dari itu, lanjut Deddy Kolaborasi, antara pihak investor, pemerintah daerah, masyarakat peternak, dan para pemangku kepentingan akan menghasilkan manfaat yang optimal. Pemda siap memberikan dukungan penuh, baik dalam hal kebijakan, fasititas, maupun pembinaan teknis kepada peternak.
Ida Safi tri menuturkan, wilayah Barito Selatan memiliki potensi sangat besar untuk pengembangan peternakan sapi perah. Dengan luasnya lahan hijauan pakan ternak serta iklim yang mendukung.
“Kami yakin daerah ini dapat menjadi salah satu pusat susu sapi segar, selain itu pasar susu sapi segar yang terus tumbuh,” ulasnya. Kementerian Pertanian dan tim investor serta beberapa instansi terkait telah melakukan survei udara dan dua kali survei lewat darat. Rencana pengembangan sapi perah ini, salah satunya untuk mendukung program prioritas pemerintah yakni Makan Bergizi Gratis (MBG), karena salah satunya harus ada susu, sedangkan untuk rencana lokasi, pihak provinsi menyerahkan kepada kabupaten masing-masing. (ena/ko)