Bupati Minta Sosialisasi Keamanan Listrik Ditingkatkan

by
by
MENINJAU: Bupati Kotim, Halikinnor saat meninjau lokasi kebakaran di Kecamatan Baamang, belum lama ini.

Sampit, kaltengonline.com – Di tengah maraknya insiden kebakaran yang terjadi belakangan ini, perhatian terhadap faktor penyebabnya mulai mengerucut ke satu hal mendasar yang sering luput dari perhatian, yaitu instalasi listrik rumah tangga. Terkait hal itu, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor meminta jajarannya turun tangan langsung ke masyarakat

Ia menilai perlunya langkah pencegahan yang konkret dan menyentuh langsung ke tingkat rumah tangga. Terutama dalam hal ketahanan dan keamanan kabel listrik yang sudah lama terpasang.

“Banyak warga yang tidak sadar kalau kabel listrik itu ada masa pakainya. Ada rumah yang sudah 30 bahkan 40 tahun berdiri, tapi kabelnya tidak pernah diganti. Itu sangat berisiko,” ucap Halikinnor, Minggu (20/4).

Ia pun meminta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim untuk lebih proaktif menyosialisasikan pentingnya keamanan instalasi listrik kepada warga. Sosialisasi ini dinilai penting sebagai langkah antisipasi agar masyarakat lebih memahami kapan kabel perlu diganti dan bagaimana menentukan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan rumah tangga mereka

“Daripada menunggu sampai musibah terjadi, lebih baik kita beri pemahaman sejak awal. Ini soal keselamatan bersama,” tegasnya.

Permintaan ini disampaikan menyusul beberapa kejadian kebakaran yang baru-baru ini terjadi di wilayah Sampit. Salah satunya menimpa gedung Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Habaring Hurung, yang terbakar pada Rabu (16/4) dini hari. Tidak lama berselang, kebakaran kembali terjadi di kawasan padat penduduk di Jalan Sukabumi, Kecamatan Baamang

Dua kejadian tersebut menjadi peringatan akan pentingnya pemeriksaan dan perawatan instalasi listrik secara berkala. Bupati menilai, sering kali penyebab kebakaran berasal dari korsleting akibat kabel tua yang tak lagi layak pakai

“Kita tidak bisa hanya bertindak saat api sudah menyala. Edukasi ini harus dimulai dari rumah ke rumah, dari RT ke RT,” tambahnya.

Halikinnor juga meminta agar program sosialisasi bisa menjangkau seluruh kecamatan di Kotim, tidak hanya di wilayah kota. Menurutnya, desa-desa yang masih minim informasi justru menjadi titik rawan yang harus diperhatikan lebih dulu

Dengan peningkatan pemahaman masyarakat, diharapkan potensi kebakaran akibat korsleting listrik bisa ditekan secara signifikan. Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu berkonsultasi kepada petugas jika ragu dengan kondisi kabel di rumah masing-masing “Keselamatan harus jadi prioritas. Jangan tunggu sampai nyawa atau harta melayang baru kita bertindak,” tutupnya. (mif/ans/ko)