SAMPIT, Kaltengonline.com – Upaya pencegahan kekerasan di sekolah terus digencarkan Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Disdik Kotim). Salah satu langkah kreatif yang dilakukan adalah memanfaatkan media film sebagai sarana kampanye anti-perundungan yang mudah dipahami siswa.
Bersinergi dengan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP) serta komunitas 20/20 Vision, Disdik Kotim menggelar nonton bareng film pendek berjudul Ternyata Aku Korban di Gedung Serbaguna, Jalan HM Arsyad, Sampit, Kamis (7/8).
Kegiatan ini diikuti ratusan pelajar tingkat SD dan SMP dari Kecamatan Baamang dan Ketapang. Melalui visual yang dekat dengan realitas anak-anak, acara ini bertujuan membangun pemahaman mendalam tentang bahaya perundungan sekaligus menumbuhkan empati.
“Film ini menampilkan kisah nyata yang sering terjadi di sekolah. Meski sudah diunggah di YouTube, kami sengaja mengajak siswa menonton bersama agar bisa langsung berdiskusi dan memahami pesan yang disampaikan,” jelas Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah.
Menariknya, film ini merupakan karya siswa lokal yang sebelumnya terlibat dalam proses diskusi bersama pihak Disdik. Menurut Irfansyah, keterlibatan pelajar dalam pembuatan film memberi dampak positif karena mereka dapat mengekspresikan pengalaman dan pandangan secara autentik.
Ia menegaskan, perundungan sekecil apa pun tidak boleh dianggap sepele. Bahkan, candaan yang terlihat ringan bisa menjadi tekanan psikologis dan meninggalkan luka batin yang mendalam.
“Kadang pelaku mengira itu hanya bercanda, tapi bagi korban bisa menjadi sumber trauma. Jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal. Guru harus peka, memberi nasihat, dan membimbing siswa agar perundungan tidak dibiarkan terjadi,” tegasnya.
Disdik Kotim juga mendorong siswa untuk berani melapor jika menjadi korban. Ia mengingatkan, penanganan yang cepat akan meminimalisir dampak buruk terhadap korban.
“Jangan takut bicara. Laporkan ke guru atau pihak sekolah jika mengalami bullying. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko yang ditimbulkan,” pesan Irfansyah.
Melalui kegiatan ini, Disdik Kotim berharap tercipta lingkungan sekolah yang aman, suportif, dan bebas dari kekerasan, sehingga setiap siswa dapat tumbuh dan belajar dengan nyaman.(ko)