SAMPIT, Kaltengonline.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana membangun saluran drainase permanen di sejumlah ruas jalan utama Kota Sampit. Langkah ini ditempuh untuk mengatasi persoalan banjir yang masih kerap terjadi di kawasan perkotaan.
“Rencana drainase permanen ini di luar program bantuan dari Balai. Fokus kami adalah titik-titik dalam kota, seperti di Jalan Pelita, Jalan HM Arsyad, dan Jalan Tjilik Riwut. Contohnya di Jalan A. Yani, dulu sering banjir, tapi sekarang sudah bebas genangan karena ada saluran permanen. Harapannya, jika kondisi keuangan daerah stabil, pembangunan infrastruktur bisa lebih terarah,” ujar Kepala Dinas SDABMBKPRKP Kotim, Mentana Dhinar Tistama, Senin (18/8/2025).
Menurut Mentana, sejak awal 2025 pihaknya sudah melakukan berbagai langkah pencegahan, mulai dari pemeliharaan drainase hingga normalisasi sungai. Ekskavator amfibi dikerahkan untuk pengerukan di Sungai Bagendang dan ring drain Baamang, sementara ekskavator kecil bekerja di drainase Pasar Kramat. Pembersihan manual juga rutin dilakukan di sejumlah titik rawan.
Meski demikian, ia mengakui upaya tersebut belum sepenuhnya efektif. Karena itu, pembangunan drainase permanen menjadi prioritas jangka menengah.
“Di Jalan Pelita misalnya, ada titik-titik tinggi yang membuat air tidak bisa mengalir keluar karena drainase mampet. Di Jalan HM Arsyad juga sama, genangan masih sering terjadi. Perencanaannya sudah berjalan, semoga rampung tahun ini sehingga bisa dieksekusi pada 2026,” jelasnya.
Mentana menambahkan, masalah utama banjir di Sampit adalah akses aliran air menuju Sungai Mentaya yang kerap terhambat. Kepadatan permukiman di sekitar aliran sungai membuat saluran semakin sempit sehingga air sulit mengalir lancar.
“Ring drain kita di ujung-ujungnya, seperti di Sungai Mentawa, banyak terhalang perumahan. Saluran jadi kecil dan menyempit. Semoga dengan drainase permanen, genangan bisa berkurang signifikan,” tegasnya. (ko)