PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Program nasional Presiden Prabowo Subianto terkait Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki maksud dan tujuan baik namun dalam pelaksanaannya tidak semudah itu. Faktanya pada beberapa wilayah ditemukan adanya anak yang mengkonsumsi justru mengalami keracunan makanan. Wakil Ketua II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Muhammad Ansyari menanggapi hal ini dengan serius meskipun belum mendapat laporan Kalteng mengalami hal serupa dan berharap tidak terjadi tersebut.
“Saya belum mendapat detailnya karena program itu bukan langsung mitra DPRD, melainkan di bawah Badan Gizi Nasional (BGN). Laporannya ada di regional masing – masing. Yang saya tangkap, memang ada kasus keracunan di Jawa Barat. Harapannya itu menjadi evaluasi bagi pihak penyelenggara, terutama SPPG agar ada perbaikan,” ujarnya saat dimintai keterangan, Jumat (26/9).
Ansyari menyebutkan sampai dengan saat ini dirinya belum ada mendapatkan laporan secara langsung tentang kasus adanya siswa yang keracunan di Kalteng. Ia menjelaskan bahwa program MBG masih dijalankan oleh Gubernur Kalimantan Tengah meskipun beberapa tersiar ada yang berhenti namun alasan jelasnya belum diketahui secara jelas.
“Untuk di Kalimantan Tengah sendiri, sampai saat ini saya belum mendapat laporan resmi terkait adanya kasus keracunan dalam program itu. Beberapa program masih berjalan, ada juga yang kabarnya terhenti. Tapi informasi resmi mengenai penyebabnya, apakah karena anggaran atau hal lain, belum saya terima,” ungkapnya.
Saat ditanyai soal teknis memasak, ia menyebutkan bahwa para pekerja di SPPG harus lebih teliti dan jeli agar menghindari terjadi persoalan siswa yang memakan makanan MBG tidak sampai keracunan, khususnya wilayah Kalteng. Sehingga gizi anak Kalteng terpenuhi dan tumbuh kembang dengan baik.
“Itu ranah teknis. Memasak dalam porsi besar perlu kehatihatian, dan idealnya memang ada pelatihan khusus tapi sejauh ini saya belum menerima laporan resmi adanya keracunan di Kalteng,” pungkasnya. (*afa/ans/ko)