DPRD Kotim Kecam Pembunuhan Mahasiswi di Tualan Hulu

oleh
oleh
Anggota DPRD Kotim, Hendra Sia
Anggota DPRD Kotim, Hendra Sia

SAMPIT, Kaltengonline.com – Kasus pembunuhan mahasiswi berinisial RTS (19) di Desa Merah, Kecamatan Tualan Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menuai kecaman keras dari DPRD Kotim. Pelaku berinisial J (27) yang diketahui merupakan perangkat desa, membuat publik geram dan mencoreng citra aparatur pemerintahan di tingkat desa.

Anggota DPRD Kotim, Hendra Sia, mengecam keras tindakan pelaku yang dinilainya tidak manusiawi. Ia mendesak aparat penegak hukum menjatuhkan hukuman seberat-beratnya agar kejadian serupa tidak terulang.

“Perbuatan seperti ini sangat keji dan tidak bisa ditoleransi. Apalagi pelakunya seorang perangkat desa yang seharusnya menjadi panutan. Hukum harus ditegakkan seberat-beratnya,” tegas Hendra Sia, Selasa (14/10/2025).

Politisi Partai Perindo itu juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Ia menilai tragedi ini merupakan tamparan keras bagi pemerintah daerah, agar lebih ketat dalam mengawasi moral dan perilaku aparatur desa.

“Perangkat desa bekerja langsung dengan masyarakat. Integritas dan moral mereka harus dijaga. Kasus ini harus jadi pelajaran agar ada pembinaan dan pengawasan yang lebih ketat,” ujarnya.

Hendra mendesak Pemkab Kotim dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perangkat desa, terutama menyangkut karakter, disiplin, dan etika pelayanan publik.

“Kita tidak boleh menutup mata. Kejadian ini bukti bahwa pembinaan mental aparatur desa sangat penting agar tidak ada lagi penyimpangan yang mencoreng citra pemerintahan,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi langkah cepat kepolisian yang berhasil menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik pembunuhan tersebut. Hendra berharap proses hukum berjalan transparan dan tuntas demi keadilan bagi keluarga korban. “Saya percaya Polres Kotim akan bekerja profesional. Pelaku harus mendapat hukuman setimpal dengan perbuatannya,” tegasnya.

Hendra memastikan DPRD Kotim akan terus memantau perkembangan kasus ini hingga tuntas. Ia menegaskan tidak boleh ada ruang bagi pelaku kekerasan dan kejahatan terhadap perempuan di wilayah Kotim. “Kasus ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun, bahwa tidak ada tempat bagi pelaku kekerasan terhadap perempuan di Kotim,” pungkasnya. (ko)