PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Pemandangan memilukan terjadi di Kabupaten Katingan dimana sejumlah siswa SMP Negeri 8 Katingan Tengah melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di area pemakaman karena ketiadaan sinyal internet di desa mereka, Rabu (27/8) melalui sebuah unggahan media sosial @junius025.
Dalam video tersebut para siswa duduk lesehan di sekitar makam sembari mengerjakan soal ANBK di tengah prosesi siswa menahan gigitan nyamuk saat ujian berlangsung. Guru dalam video itu menyebut, kondisi ini ironis di tengah usia kemerdekaan Indonesia yang sudah 80 tahun.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah, Tomy Irawan Diran menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut menunjukkan masih jauhnya pemerataan infrastruktur teknologi dan pendidikan, khususnya di pelosok daerah.
“Miris ya melihat seperti itu. Yang pasti dari Dinas Pendidikan juga paling tidak harus memastikan sekolah-sekolah, apalagi tingkat dasar dan menengah, punya akses internet yang layak,” ujarnya, Kamis (4/9).
Tomy menilai solusi jangka pendek yang bisa segera dilakukan adalah penyediaan akses internet berbasis satelit seperti Starlink, serta energi listrik mandiri di daerah sulit jaringan. Ia menegaskan bahwa kebutuhan internet sudah menjadi hal vital bagi dunia pendidikan, termasuk untuk pelaksanaan ujian berbasis komputer.
“Memang kemarin saya lihat sudah ada daftar pembelian Starlink, meski sempat ditutup tapi kelanjutannya saya belum tahu, yang pasti jangan sampai ke depan siswa kita harus mencari sinyal sampai ke kuburan lagi,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, masalah keterbatasan sinyal di Kalimantan Tengah bukanlah hal baru. Persoalan utama terletak pada minimnya pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah-wilayah terpencil. (*afa/ans/ko)