Penjaga Diikat, Wali Kota dan Istri Disekap

oleh
oleh
CARI JEJAK PELAKU: Petugas melakukan olah TKP di rumah dinas wali kota Blitar, Jalan Sudanco Supriyadi, kemarin. (JAWA POS RADAR BLITAR)

SURABAYA – Aksi para perampok di Kota Blitar, Jawa Timur, ini tergolong nekat. Mereka berani merampok rumah dinas (rumdin) Wali Kota Blitar Santoso yang selalu dijaga personel satpol PP.

Uang tunai Rp 400 juta dan beberapa perhiasan mereka gondol dari rumdin yang berlokasi di Jalan Sudanco Supriyadi, Kecamatan Sananwetan, itu.

Kasus tersebut mendapat atensi khusus dari Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto. Dia langsung menugaskan jajarannya untuk memburu para pelaku. Tim Polda Jatim yang bergerak berasal dari subdit jatanras (kejahatan dan kekerasan) serta labfor (laboratorium forensik). ’’Dirreskrimum sudah ke lokasi memimpin penyelidikan. Informasi sementara, (pelakunya) lebih dari dua orang. Ciri-cirinya sudah didapat dari keterangan saksi,” ujar Irjen Pol Toni Harmanto.

Toni menuturkan, pihaknya langsung membentuk tim gabungan setelah mendapat laporan. Tim gabungan itu melibatkan perwakilan dari ditreskrimum, labfor, dan polres. ’’Upaya penyelidikan dimaksimalkan agar kasusnya segera terungkap,” ujarnya.

Jenderal bintang dua itu enggan berandai-andai saat disinggung dalang perampokan. Termasuk motif pelaku menyasar rumah dinas wali kota. ’’Nanti akan terbuka setelah pelakunya diamankan,” jelasnya. Dia yakin kasus tersebut bisa segera terungkap. ’’Tidak ada kejahatan yang sempurna. Pasti akan bisa terungkap,’’ tegas Toni.

Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Dirmanto secara terpisah memaparkan, total jumlah pelaku belum bisa dipastikan. Yang pasti, ada dua pelaku yang ciri-cirinya sudah diketahui berdasar penjelasan sejumlah saksi. ’’Ada yang memakai topi warna hijau, berambut cepak, dan berbahasa Indonesia. Ada juga pelaku yang menggunakan jaket warna krem dengan lambang bendera Indonesia,” terangnya.

Dirmanto menyampaikan, perampokan itu terjadi sekitar pukul 03.00. Diawali dengan kedatangan sebuah mobil Innova warna hitam. Mobil itu masuk ke halaman rumah dinas. Beberapa penumpangnya kemudian turun menuju pos penjagaan yang dijaga tiga anggota satpol PP.

Menurut dia, penjaga tidak curiga karena kendaraan itu memakai pelat merah. Mereka baru sadar setelah para perampok mengeluarkan senjata tajam. ’’Yang turun dari mobil sekitar empat sampai lima orang. Mereka mengancam tiga penjaga dengan senjata tajam,” ungkapnya.

Tiga penjaga itu dilumpuhkan dengan cepat. Kaki dan tangan mereka diikat. Lalu, mulut dan mata dilakban. ’’Setelah menyekap penjaga, pelaku masuk ke rumah wali kota,” kata perwira asal Jogjakarta tersebut.

Dugaan sementara, komplotan pelaku masuk melalui pintu samping. Mereka lantas menyekap wali kota dan istrinya, Feti Wulandari. ’’Pelaku kemudian menjarah barang dan uang,” ujarnya. Dirmanto menyebut, terdapat uang Rp 400 juta yang diambil.

Bagaimana dengan Innova bernopol merah yang dibawa komplotan pelaku? Dari hasil penelusuran polisi, pelat nomor merah tersebut dipastikan palsu.

Sementara itu, Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono mengatakan, petugas tidak bisa mendapat rekaman kejadian di dalam rumah dinas wali kota. Sebab, para perampok mengambil dekoder CCTV yang menyimpan rekaman kejadian. Beruntung, polisi masih mendapat petunjuk melalui kamera pengintai yang terpasang di luar area rumdin. ’’Ciri-ciri pelaku sudah kami amati dan kantongi, seperti posturnya. Namun begitu, tidak dapat kami sampaikan untuk pengembangan proses penyelidikan,” ujar Argo setelah olah TKP.

Baca Juga:  Investasi Emas di Pegadaian Jadi Solusi Masa Depan Finansial Masyarakat Kalteng

Pantauan Jawa Pos Radar Blitar di lapangan, sejumlah polisi mendatangi rumdin Santoso untuk mencari petunjuk. Mereka berada di rumdin tersebut selama 11 jam. Mulai pukul 06.00 hingga 17.00.

Di sela proses penyelidikan, polisi memang sempat menyebut jumlah pelaku berkisar lima orang. Namun, setelah melalui pendalaman, tidak menutup kemungkinan jumlahnya bertambah. Sebab, menurut pengakuan personel satpol PP yang berjaga saat kejadian, peran anggota komplotan itu berbeda-beda. Mereka menyebut, ciri-ciri pelaku juga tak bisa diketahui secara terperinci. Pasalnya, saat peristiwa berlangsung, mata para korban ditutup.

Kini polisi mendalami rekaman CCTV yang terletak persis di depan kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Blitar. Dalam rekaman video tersebut, tampak para pelaku mengendarai Kijang Innova hitam bernopol merah.

Sekitar pukul 03.00, mobil tersebut berhenti persis di depan gerbang masuk utama. Kemudian, beberapa pelaku turun dari mobil. Mereka perlahan menggeser gerbang dan menyelinap masuk ke pos jaga. Saat itu ada tiga personel satpol PP yang bertugas. Menurut keterangan korban kepada polisi, mereka tak sempat melawan lantaran lebih dulu ditodong dengan senjata tajam. Ada juga yang mengatakan bahwa pelaku membawa senjata api.

Setelah itu, perampok diduga langsung masuk ke rumah dinas. Mereka membobol pintu lobi, lalu memasuki kamar pribadi Santoso dan istri. Dalam keterangannya kepada polisi, Santoso mengatakan bahwa perampok masuk saat dirinya sedang beristirahat. Dalam kondisi terkepung, dia tak bisa melawan. Komplotan itu seketika menyekap, menutup mata, dan memaksanya menunjukkan lokasi penyimpanan uang dan perhiasan.

’’Uang tunai dan perhiasan, seperti jam tangan. Total semuanya Rp 400 juta. Mereka juga menggasak ponsel. Beliau sempat diancam akan dilukai,” ujar Argo.

Kejadian selanjutnya yang tampak dalam rekaman CCTV adalah seorang pelaku keluar dari rumah dinas. Dia membuka pintu gerbang. Lalu, mobil Innova itu masuk ke rumdin. Pintu kemudian ditutup lagi oleh para pelaku. Para pelaku yang berada di dalam rumdin lantas keluar dan masuk ke mobil dengan membawa uang ratusan juta. Tak lama kemudian, mobil hitam itu keluar dari rumah dinas. Namun, polisi belum memberikan keterangan terkait ke mana arah mobil tersebut.(jawapos)