Stakeholder Diminta Siaga Hadapi Karhutla

oleh
oleh
BERI ARAHAN: Wakil Bupati Sukamara, Ahmadi memberikan arahan, di Halaman Polres Sukamara, beberapa waktu lalu.

kaltengonline.com-Dinamika perubahan iklim telah membuat Kabupaten Sukamara menempati posisi kedua, dalam hal jumlah kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Setidaknya, menempati posisi pertama dalam hal luasan area yang terbakar.

Wakil Bupati Sukamara, Ahmadi mengungkapkan, luas lahan yang terbakar akibat Karhutla di wilayah Sukamara pada 2022 mencapai 177 hektare.

“Luas tanah yang terbakar akibat Karhutla di wilayah sukamara pada 2022 mencapai 177 hektare. Hal tersebut membuat Kabupaten Sukamara menempati posisi kedua dalam hal jumlah kejadian karhutla,” ucap Ahmadi.

Sementara itu, Ahmadi mengatakan bahwa pada 2022 titik api atau hotspot yang muncul di Bumi Gawi Barinjam, menjadi nomor dua terbanyak dengan luas lahan yang terbakar terluas di Kalimantan Tengah.

“Jadi berdasarkan data penanganan Karhutla dari BMKG Kalteng tahun 2022 Kabupaten Sukamara muncul 90 titik api dan dengan luas lahan yang terbakar mencapai 177 hektare,” terangnya.

Ahmadi mengutarakan, paling banyak itu muncul di bulan Juni dan Juli. Oleh sebab itu, dia meminta, untuk seluruh stakeholder terkait dituntut untuk siap siaga dalam menghadapi dan menanggulangi Karhutla tersebut.

“Yang paling banyak itu muncul di bulan Juni dan Juli, jadi saya meminta untuk seluruh stakeholder terkait untuk siap siaga dalam menghadapi dan menanggulangi Karhutla ini,” jelasnya.

Untuk menghadapi tanta ngan dalam menjalankan tugas penanganan karhutla tahun ini, Ahmadi mengatakan, akan segera dibentuk satuan tugas karhutla di masing- masing instansi, sehingga setiap instansi mampu melakukan tugas dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla.

Jadi, ungkap dia, dalam menghadapi tantangan menjalankan Karhutla tahun ini akan segera dibentuk satuan tugas Karhutla di masing-masing instansi.

“Adapun kesiapan Sarpras kita juga menentukan tingkat keberhasilan penanganan karhutla. Selain itu, kesiapan mental personel juga harus jadi perhatian karena bencana Karhutla akan membutuhkan perhatian ekstra,” tandasnya. (nhz/ko)