MUARA TEWEH – Dalam Rangka memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sebanyak 64 bayi dan anak balita dari sejumlah kelurahan di Kabupaten Barito Utara (Batara) mengikuti tradisi baayun (batuyang), Minggu (9/10). Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun di Masjid Jami Abdurrahim Muara Teweh.
“Peserta baayun atau batuyang tahun ini diikuti sebanyak 64 orang anak,” kata Misran, ketua Panitia Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jami Muara Teweh.
Dikatakannya, tradisi baayun ini setiap tahunan dilakukan dengan harapan agar sang anak jika besar nanti menjadi orang yang sehat, berbakti kepada orang tua serta dapat mengikuti ketauladanan Nabi Muhammad SAW.
“Dalam tradisi baayun ini anakanak secara massal diayun dengan iringan pembacaan doa dan pembacaan salawat,” ungkap Misran.
Sementara itu, KH Rusmadi Darsani LC yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Yasin menyampaikan, baayun maulud ini merupakan tradisi unik bagi masyarakat suku Banjar di Kalimantan. Upacara ini merupakan bagian dari rangkaian upacara daur hidup yang meliputi kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak menjelang dewasa, perkawinan dan kematian.
Tradisi baayun yang sebenarnya sudah ada sebelum penyebaran Islam di tanah Banjar. Ini merupakan daur hidup masa kanakkanak, yakni saat si anak berusia 0-5 tahun atau masih balita.
“Upacara baayun ini merupakan asimilasi antara budaya urang Banjar yang didasarkan pada ajaran agama Islam ini, kini digelar setiap kali peringatan Maulid Nabi. Selain sebagai ungkapan doa bagi langkah si anak ke depan, tradisi ini juga sebagai upaya tolak bala. Dalam tradisi baayun ini, anak-anak secara massal diayun dengan iringan pembacaan doa dan pembacaan salawat,” pungkasnya. (her/ens)