Pandemi Hambat Imunisasi

by
by
Grafis Kalteng Pos

“Saya ingatkan bahwa imunisasi itu sangat penting bagi anak agar selalu sehat, kalau anak sehat, bisa tumbuh dengan baik, bersekolah dengan baik, sehingga jadi anak yang cerdas”

dr Ni Made Yuliari , Ketua Pengurus IDAI Kalteng

kaltengonline.com – Semenjak pandemi melanda negeri ini, angka imunisasi pun melandai. Capaian imunisasi jadi terhambat. Termasuk di Provinsi Kalteng. Padahal pemberian imunisasi sangat penting, agar terbentuk kekebalan tubuh anak dalam menangkal serangan penyakit. Imunisasi wajib diberikan kepada anak-anak guna memperkuat imun tubuh.  

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Riza Syahputra mengatakan, sebelum terjadi pandemi, capaian imunisasi Kalteng masih normal. Baik-baik saja. Namun mulai anjlok sejak tahun 2020. Riza menduga penyebab anjloknya capaian imunisasi karena masyarakat takut beraktivitas selama masa pandemi berlangsung dan adanya pembatasan dari pemerintah untuk aktivitas masyarakat.

“Tahun 2019 capaian imunisasi masih baik-baik aja, normal, nah anjlok mulai tahun 2020, mungkin karena masyarakat takut beraktivitas di luar rumah, ditambah lagi adanya pembatasan-pembatasan oleh pemerintah seperti penerapan PPKM yang memang membatasi ruang gerak, otomatis capaian imunisasi jadi rendah, bukan hanya di Kalteng, tapi hampir se-Indonesia,” bebernya kepada Kalteng Pos, Senin (21/11).

Pada 2019, target imunisasi tercapai. Namun satu tahun kemudian, berbarengan dengan pandemi, target imunisasi tidak tercapai.

“Karena siapa yang mau diimunisasi, masyarakatnya enggak ada, enggak berani kan, petugasnya juga enggak berani keluar, semuanya harus berdiam diri di rumah,” tuturnya.

Seiring meredanya pandemi, lanjut Riza, angka capaian imunisasi perlahan mulai mengalami kenaikan. “Tapi masih belum mencapai target imunisasi, karena pandemi masih belum berakhir, sekarang ini pun belum berakhir,” sebutnya.

Riza mengakui capaian imunisasi di Kalteng masih rendah secara nasional. Namun pihaknya masih tetap berusaha untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat untuk imunisasi dasar. Ada empat jenis imunisasi dasar. Meliputi imunisasi Hepatitis B0 (untuk mencegah penyakit hepatitis B), imunisasi BGC (salah satu dari sejumlah vaksin wajib yang memberi perlindungan pada anak terhadap penyakit tuberkulosis), imunisasi DPT-HB-HIB (untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib), dan imunisasi polio (menguatkan imunitas anak terhadap virus polio). Keempat imunisasi itu wajib diberikan kepada anak-anak.

Riza menuturkan, sebenarnya ada 14 jenis imunisasi yang harus diberikan kepada anak. Terakhir kali pemerintah mengenalkan imunisasi PCV yang bermanfaat untuk melindungi anak dari penyakit pneumonia.

“Imunisasi banyak banget, dalam catatan kami ada 14 imunisasi yang memang harus diberikan untuk anak, tapi enggak sekaligus diberikan 14 imunisasi itu, misalnya mulai dari kecil imunisasi apa, mulai 6 bulan imunisasi apa, umur 0 tahun imunisasi apa, dan umur 2 tahun imunisasi apa, hingga totalnya 14 imunisasi,” bebernya.

Terkait upaya menaikkan kembali capaian imunisasi di Kalteng, Riza mengatakan, apabila status pandemi sudah dicabut pemerintah, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencpai target imunisasi dengan menempuh berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi melalui media cetak maupun elektronik ataupun dengan tampil di sejumlah radio dan podcast yang membahas terkait imunisasi.

“Kami akan informasikan kepada masyarakat soal pentingnya imunisasi, beberapa kali kami sudah melakukan sosialisasi bersama IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), intinya dalam tahun ini kami terus mengingatkan dan menyadarkan masyarakat pentingnya imunisasi untuk anak dan balita agar bisa terhindar dari penyakit,” ungkapnya.

Berdasarkan data terbaru, kabupaten di Kalteng yang berhasil meraih target imunisasi dasar untuk anak yakni Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Barito Utara, Sukamara, Lamandau, dan Gunung Mas.

“Itu sudah mencapai target, sampai dengan 16 September mencapai angka 67,5 persen. Yang belum mencapai target seperti Kota Palangka Raya dan beberapa daerah lain,” sebutnya.

Riza menekankan pentingnya imunisasi. Ia mencontohkan imunisasi polio. Jika imunisasi ini tidak diberikan kepada anak, maka si anak akan berpotensi mengalami cacat, seperti tidak bisa berjalan dan mengalami kelumpuhan.

“Itu bisa dicegah apabila virus polio itu mengenai anak, sementara si anak sudah mendapatkan imunisasi polio, itu bisa terhindar, tidak kena polio,” ujar Riza.

Leave a Reply