BUNTOK-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Selatan tengah serius menangani masalah stunting. Seperti yang dilakukan Penjabat (Pj) Bupati Barito Selatan (Barsel) Deddy Winarwan bersama Dinas Kesehatan mengunjungi dan menyerahkan bantuan sembako kepada dua balita penderita stunting bernama Rizki dan Iqbal, Selasa (4/7).
“Dua balita ini fenomena penderitanya berbeda. Salah satunya balita bernama Rizky tadi mengidap gejala TB (turbekulosis) dan mengarah ke polio. Tentu saja fenomena ini jadi perhatian khusus terutama Dinkes, bagaimana hal ini bisa diperhatikan. Harus ada pemeriksaan lanjutan hingga pemberian makanan tambahan (PMT) di tingkat kelurahan hingga posyandu,” kata Deddy Winarwan.
Deddy minta sekda untuk melakukan penggeseran anggaran melalui BTT untuk secepatnya PMT, karena sangat dibutuhkan untuk anak-anak penderita stunting.
Namun kebijakan itu harus menunggu persetujuan DPRD Barsel untuk pergeseran anggaran.
Selain itu angka penderita stunting di Barsel 35,6 persen, turun menjadi 31,76. Namun angka tersebut dinilai masih tinggi.
“Meskipun rasio angka stunting itu turun, namun masih tinggi angkanya, sehingga ini menjadi tugas kita bersama supaya memberikan pelayanan terbaik kepada warga.
Negara harus hadir melindungi rakyatnya memastikan generasi muda bisa hidup bersih, hidup sehat dan jauh dari stunting. Nantinya kami akan blusukan setiap minggu ke semua wilayah untuk melihat kondisi warga. Kita berharap rekan-rekan di kecamatan juga semangat monitoring warganya agar kita bisa menanggulangi bersama,” hara pj bupati.
Tidak hanya stunting, fenomena dugaan gejala rabies akibat gigitan hewan peliharaan menjadi perhatian Pemkab Barsel. Deddy menjelaskan, langkah cepat juga diambil dinas terkait dengan memberikan suntik vaksin bagi warga yang digigit hewan seperti anjing dan kera hingga penyuntikan vaksin kepada hewan peliharaan warga oleh Dinas Pertanian dan Peternakan. Sudah 1.000 lebih hewan disuntik vaksin anti rabies melalui tahapan dan proses yang ada sebelumnya.
“Fenomena rabies juga jadi perhatian kami. Apalagi status masih KLB (rabies), maka perlu dilakukan penyuntikan, baik korban gigitan diberikan anti rabies hingga hewan yang berpotensi menularkan rabies melalui gigitan.
Seperti penggeseran anggaran stunting, begitu juga dengan rabies ini nantinya ada penggeseran anggaran Rp 100 juta untuk membeli 500 vial vaksin anti rabies sudah dilakukan.
Untuk bulan Juli akan kita anggarkan lagi sembari berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi untuk penambahan vaksin anti rabies, baik untuk manusia dan juga untuk hewan peliharaan,” imbuhnya.
Menurut Deddy, masalah stunting dan rabies menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan bagi seluruh perangkat daerah terkait. Pj bupati akan rutin monitoring ke lapangan terkait penanganan stunting dan rabies.
Rencananya akan dibentuk gugus tugas hingga tingkat desa. “Nantinya kita akan bentuk gugus tugas, dan setiap minggunya harus ada laporan baik itu terkait stunting dan KLB rabies secara berkala hingga tahapan penanganan di lapangan supaya berjalan dengan baik. Kita akan lanjutkan vaksinasi lanjutan kemungkinan pada hari Jumat nanti,” tegasnya. (ko)