Partai Final Menjadi Laga Persahabatan

by
by
TANPA JUARA: Penonton memasuki lapangan pada partai final cabor sepak bola Porprov XII yang digelar di Stadion 29 Nopember Sampit, Jumat sore (4/8). Partai perebutan medali emas yang mempertemukan Kotim vs Sukamara hanya berlabel laga persahabatan.

SAMPIT-Medali emas dan perak cabang olahraga (cabor) sepak bola Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII Kalimantan Tengah tahun 2023 tak jelas diraih daerah mana.Medali emas dan perak cabang olahraga (cabor) sepak bola Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII Kalimantan Tengah tahun 2023 tak jelas diraih daerah mana. Pasalnya, partai final cabor sepak bola yang seharusnya digelar di Stadion 29 Nopember Sampit, Jumat sore (4/8) pukul 15.00 WIB, yang mempertemukan tim tuan rumah Kotawaringin Timur dan Sukamara tak jadi dilaksanakan.

Batalnya partai puncak sepak bola Porprov XII kemarin, menyusul dikabulkannya protes tim Palangka Raya atas Sukamara yang diduga kuat menurunkan pemain tidak sah pada semifinal Kamis sore (3/8).

Pada laga semifinal kedua itu, Sukamara menang adu penalti atas Palangka Raya dengan skor 5-3. Sebelum partai semifinal itu digelar, Askot PSSI Kota Palangka Raya sudah melayangkan protes terkait keabsahan pemain Sukamara. Namun tak ditanggapi panitia. Belakangan diketahui bahwa Sukamara memainkan pemain yang tidak ada dalam daftar pemain yang sudah diverifikasi dan diskrining panitia.

Terkait laporan itu, pada Jumat sore (4/8), para pemain Palangka Raya tetap datang ke Stadion 29 Nopember setelah mendapat kabar Sukamara didiskualifikasi karena menurunkan pemain tidak sah. Satu jam sebelum pertandingan atau sejak pukul 14.00 WIB, para pemain Sukamara sudah berada di lapangan bersama tim Kotim untuk melakukan pemanasan. Sementara para pemain Palangka Raya juga datang ke stadion yang sama. Beruntung panitia didukung aparat keamanan bisa menjaga situasi agar tidak terjadi gesekan antartim.

Karena tidak ada kejelasan mengenai laga final, bahkan molor satu jam hingga pukul 16.00 WIB, suasana di stadion pun bergemuruh. Para penonton yang rata-rata merupakan pendukung tuan rumah merangsek masuk ke lapangan, sehingga suasana nyaris tak terkendali.

Pada pukul 16.15 WIB, panitia pengumumkan bahwa laga final ditunda hingga waktu yang tak ditentukan. Namun laga tim Kotim vs Sukamara tetap digelar sebagai laga persahabatan.

Keputusan itu sempat diteriaki penonton, karena tidak ada kejelasan partai final untuk menentukan tim mana yang berhak mendapat medali emas dan perak. Sementara perunggu sudah diamankan tim Kobar.

Laga persahabatan Kotim dan Sukamara tetap digelar dalam waktu 2 x 30 menit, terkesan hanya untuk menghibur penonton yang sudah memadati tribun utama, hingga meluber di sisi kiri kanan lapangan, termasuk di belakang tiang gawang. Laga persahabatan itu berakhir 0-0.

Pelatih Sukamara Agus Riadi kepada Kalteng Pos mengaku kecewa terhadap panitia yang menerima protes dari pihak Palangka Raya hingga membatalkan laga final Kotim vs Sukamara. “Pokoknya kecewa berat, itu saja,” kata Agus dengan nada kecewa sambil duduk lesu di banch pemain cadangan Sukamara.

Sementara itu, sejumlah perangkat pertandingan yang coba dimintai tanggapan, tak satu pun yang mau berkomentar. Mereka hanya menyarankan untuk menghubungi panitia besar dan Asprov PSSI Kalteng.

Namun dalam obrolan singkat, ada yang nyeletuk, jika kekacauan pertandingan cabor sepak bola porprov kali ini karena ada oknum-oknum pengurus PSSI yang “bermain”. Sebenarnya mereka mengetahui aturan baku PSSI, tetapi terkesan pura-pura tidak tahu. Sehingga terjadilah kesemrawutan dalam sepak bola porprov kali ini.

“Sebenarnya ini adalah ulah oknum-oknum yang serakah. Apalah kami ini, hanya panitia lokal yang hanya bisa melaksanakan di lapangan. Sebenarnya mereka-mereka itu (sambil menyebutkan beberapa nama) yang bertanggung jawab, karena mereka yang melakukan skrining pemain,” ungkap salah satu panitia cabor sepak bola tanpa mau namanya dikorankan.

Ketua KONI Kotim yang juga merupakan Sekretaris Panitia Porprov Kalteng XII tahun 2023 Ahyar Umar, hanya mengatakan bahwa keputusan akhir terkait medali cabor sepak bola porprov akan ditentukan kemudian, setelah ada pertemuan panitia besar Porprov XII dengan perangkat pertandingan sepak bola serta perwakilan tim.

“Untuk final nanti malam (tadi malam) akan dilakukan sidang komisi disiplin PSSI dengan panitia besar. Ada miskomunikasi, bahwa panitia tidak bisa membedakan antara kegiatan PSSI dengan kegiatan porprov. Multievent ini, itu seharunya keputusannya dilaporkan kepada panitia besar. Semua event ini dilaporkan ke panitia besar. Bagaimana keputusan pada sidang keputusan komisi disiplin, nanti malam akan diputuskan. Lalu besok pagi akan diumumkan,” kata Ahyar seraya menjelaskan bahwa kepastian medali cabor sepak bola akan ditentukan setelah sidang komisi disiplin.

Sementara itu, manajemen tim sepak bola Kota Palangka Raya melalui Fransiscus Lampe mengatakan, ada banyak kejanggalan pada cabor sepak bola porprov kali ini. “Menyikapi hasil pertandingan sepak bola dalam Porprov Kalteng XII di Sampit, terdapat banyak kejanggalan yang dirasakan, mulai dari masa pendaftaran pemain, regulasi pemain, persyaratan dan jadwal verifikasi pemain, hingga jadwal pertandingan yang selalu mengalami perubahan, itu sangat merugikan tim peserta,” tegasnya.

Kejanggalan dan ketidakjelasan mencapai puncak dengan ditemukan dan terbukti adanya penggunaan pemain tidak sah oleh salah satu kabupaten. “Tapi panpel terlihat sepertinya melempar tanggung jawab atas kekisruhan yang terjadi, terkesan selalu mencari celah peluang untuk menggugurkan tim tertentu,” akuinya.

“Kiranya ke depan ada evaluasi terhadap koordinator panpel cabang olahraga sepak bola dan panitia disiplin cabang sepak bola di Porprov Kalteng tahun 2023 yang terkesan sangat lamban, melempar tanggung jawab, dan sangat mempersulit serta tidak konsekuen dengan apa yang telah disampaikan, selanjutnya diharapkan ada perbaikan untuk pembinaan dan perkembangan pemain sepak bola lokal Kalteng tanpa adanya intervensi demi kepentingan menjadi juara, tetapi dengan menghalalkan beragam cara dan tidak menjunjung tinggi sportivitas,” kata pria yang sering bermain bola dengan posisi sebagai bek kiri tersebut.

Sementara itu, Ketua Komisi Disiplin (Komdis) Asprov PSSI Kalteng AKBP (Purn) Gatot Daryadi SH mengaku sangat prihatin dengan situasi yang terjadi di cabor sepak bola Porprov XII Kalteng. Menurut Gatot, hal itu terjadi karena panitia tidak tegas menerapkan aturan yang sudah jelas dalam PSSI.

“Pertandingan resmi atau kompetisi resmi adalah pertandingan atau kompetisi yang diselenggarakan atau diawasi oleh PSSI atau tunduk pada kerangka peraturan PSSI, terutama yang merujuk kepada kode disiplin PSSI 2023,” kata Gatot.

Menurut pria yang hobi olahraga sepeda itu, hal tersebut sudah diatur dengan sangat jelas. “Permasalahan pada cabor sepak bola porprov di Kotim karena panitianya, terutama komisi disiplin kurang tegas menegakkan aturan yang sudah diatur dalam kode disiplin PSSI 2023, saya percaya kalau panitianya sudah mengerti dan harusnya tegak lurus menegakkan aturan,” ungkapnya. (ko)

Leave a Reply