PALANGKA RAYA-Antrean panjang akibat adanya proyek pekerjaan pelebaran jalan trans Kalimantan Kelurahan Kameloh Baru, Kecamatan Sebangau, Palangka Raya kembali dikeluhkan. Pengguna jalan harus menunggu hingga berjam-jam untuk bisa melintas.
Antrean berbagai jenis kendaraan mengular. Terutama yang datang Banjarmasin dan Kapuas menuju Palangka Raya terlihat sampai melewati titik perbatasan Palangka Raya-Pulang Pisau. Yang membuat sedih adalah para sopir yang membawa kebutuhan pokok, seperti ayam potong, buah-buahan, dan bahan bakar.
Wartawan Kalteng Pos mencoba mendatangi para sopir yang nongkrong di dekat kendaraan. Sopir pertama yang dibincangi adalah Dani. Sopir pikap pengangkut pesanan buah salak dari Banjarmasin itu mengaku sudah tujuh jam antre.
“Antre lama mas, dari jam lima pagi sampai tengah hari masih terpatak,”katanya seraya mengaku mulai awal mengantre sejak berada di dekat pos lantas yang ada di Desa Taruna .
Dani merasa dampak adanya pekerjaan pelebaran jalan ini sangat menggangu. “Seharusnya separo jalan dulu yang dijadikan jalan, supaya sisi satunya bisa dilewati,”keluh Dani, Sabtu (14/10) siang.
Senada disampaikan Hasan, sopir pikap pengangkut bawang merah dari Banjarmasin. Ia mengaku sudah mengantre untuk melewati jalan tersebut mulai pukul 23.00 WIB, atau masih masuk hari Jumat.
“Dari jam sebelas tadi malam sampai sekarang ini masih di sini,“katanya.
Menurut Hasan, seharusnya bawang merah segar yang dibawanya dari Banjarmasin sekitar pukul 20.00 WIB sudah tiba paling lambat pukul pukul 06.00 WIB.
“Sampai jam satu siang ini masih di sini,”ujar Hasan yang mengaku dirinya sudah sering membawa pesanan bawang merah dari Banjarmasin ke Palangka Raya.
Akibat antrean panjang ini, dia merasa banyak dirugikan. Selain akibat lamanya waktu perjalanan membuat biaya pengeluarannya membengkak, dirinya juga dikomplain oleh pihak pemesan barang.
“Sudah uang keluar banyak, saya juga diimarahi bos, karena barang tak sampai-sampai,”kata pria kelahiran Banjarmasin ini.
Hasan mengaku menyayangkan kurang sigapnya aparat terkait dalam upaya mengatasi kemacetan panjang ini. Karena tidak adanya pihak berwenang yang mengawasi dan mengatur kemacetan panjang tersebut membuat beberapa pengendara yang tidak sabar dan ingin cepat sampai mengambil sikap saling mendahului kendaraan yang lain.
“Kita lihat, tidak ada yang mengatur, aparat tidak ada yang mengatur, Dishub tidak ada mengatur, semuanya saling salip, dan saling serobot,”kata pria berusia 60 tahun seraya menyebut gara-gara saling selip sesama pengendara membuat kemacetan menjadi semakin panjang.
Aksi saling salip sesama para sopir kendaraan ini disebut Hasan bisa memancing situasi yang membuat emosi. Hasan sendiri mengaku sempat hampir bertikai dengan pengendara yang ada di belakang, karena berusaha menyalip antrean.
“Tadi (kendaraan, red) yang belakang ini mau menyalip juga, tapi kita tegur jadi hampir rebut,”kata Hasan.
Anshori, sopir lainnya membenarkan keterangan Hasan yang menyebut adanya salip menyalip sesama kendaraan bisa menimbulkan keributan antarsopir.“Saling salip itu yang bikin lama,”kata warga Kelurahan Kalampangan ini. (ko)