Sebut Food Estate Gumas Gagal dan Harus Dihentikan

oleh
oleh
Sekelompok aktivis pegiat lingkungan lakukan parodi makan siang di lokasi food estate singkong di Gunung Mas, Sabtu (2/12).

“Jadi kami menyerukan proyek yang telah dijalankan ini untuk dihentikan atas proyek food estate ini. Lalu kedua di­evaluasi ini dimana kita mem­perhatikan banyak sektor-sek­tor yang terdampak atas proyek ini. Ada kerugian negara dalam program ini dimana APBN yang digunakan cukuplah besar. Selain itu kerugian bisa dilihat bagaimana pemanfaatan kawa­san hutan yang perlu dilakukan segera pemulihan kawasan hutan yang biasa disebut den­gan reboisasi. Selain secara eko­sistem hak-hak masyarakat juga harus dipulihkan,” tegas Bayu.

“Proyek food estate, baik food estate singkong di Gunung Mas maupun food estate padi di Kapuas dan Pulang Pisau, dirancang dan dilaksanakan tanpa melibatkan masyarakat. Di Gunung Mas,” kata Muham­ad Habibi, Direktur Eksekutif Save Our Borneo.

Baca Juga:  Wisuda 1022 Mahasiswa, UPR Dukung Program Betang Cerdas, Satu Keluarga Satu Sarjana

Direktur LBH Palangkaraya, Aryo Nugroho mengimbuh­kan, proyek food estate bukan hanya tak sejalan dengan upaya pemenuhan hak atas pangan dan hak atas lingkungan yang sehat untuk masyarakat hari ini, tapi juga mengabaikan hak-hak generasi mendatang.

“Pemerintah tidak memikir­kan hak-hak generasi men­datang yang akan paling ter­dampak oleh kerusakan ling­kungan akibat proyek-proyek bermasalah seperti food estate ini. Apakah kita hanya akan mewariskan kerusakan untuk generasi mendatang? Food es­tate juga makin meminggirkan budaya perladangan masyar­akat adat Dayak. Ini bisa disebut genosida atas budaya masyar­­akat adat,” pungkasnya. (irj/ala/KO)