kaltengonline.com – GDC Consulting dan Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) melakukan kampanye penyadartahuan masyarakat tentang bahaya merkuri pada tanggal 8 dan 9 November 2023 berurutan di SMPN 1 dan SMAN 1 Parenggean. Sebanyak 40 murid menghadiri kegiatan ini di SMPN 1 dan 42 murid di SMAN 1 Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur.
GDC Consulting, sebuah lembaga dari Korea Selatan, bermitra dengan YTS dalam kampanye ini. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan pada tahun lalu. Pada saat itu GDC Consulting dan YTS melakukan pelatihan tentang edukasi bahaya pencemaran merkuri dan pemeriksaan kesehatan pada komunitas pertambangan emas skala kecil (PESK) di Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) di Pudu Jaya, Desa Bukit Harapan, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari proyek GDC Consulting yaitu “Remediasi Pencemaran Merkuri di Wilayah Pertambangan Indonesia” (2020-2024) yang didanai oleh Korea Institute for Advancement of Technology (KIAT). KIAT bekerja dibawah naungan Kementrian Perdagangan Industri dan Energi Korea (MOTIE).
Proyek ini dijalankan oleh konsorsium yang terdiri dari Korea Mine Rehabilitation and Resource Corporation (KOMIR), Byucksan Engineering dan GDC Consulting.
Kampanye di kedua sekolah tersebut didukung penuh oleh kedua kepala sekolah. “Kampanye dampak merkuri ini sangat bagus untuk disampaikan kepada anak-anak supaya mengetahui bahaya merkuri sehingga kedepannya kita tetap menjaga lingkungan”, Mulyadi selaku Kepala SMAN 1 Parenggean.
Acara juga dihadiri oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, kepala dan petugas kesehatan dari Puskesmas Parenggean. Sebagian dari petugas kesehatan yang terlibat dalam kegiatan ini merupakan peserta pelatihan tahun lalu mengenai pemeriksaan awal paparan merkuri di tubuh manusia.
Untuk mengukur tingkat pemahaman dan kesadaran peserta, siswa-siswi melakukan tes sebelum dan setelah kegiatan kampanye penyadartahuan. Materi disampaikan oleh narasumber yaitu dr. Ratna Yuniarti, M. Kes. Beliau berharap setelah kegiatan, informasi tentang bahaya merkuri lebih disebarluaskan kepada lapisan masyarakat Parenggean lainnya, misalnya ibu-ibu rumah tangga.
Di sekitar Kecamatan Parenggean terdapat banyak (PESK) dan biasanya menggunakan merkuri untuk memisahkan emasnya dari bebatuan. Menurut dr. Ratna, pencemaran merkuri sangat berbahaya bagi kesehatan, dan bisa terjadi berupa pencemaran tanah, air dan udara. Jihwa Yi, perwakilan dari GDC Consulting, sempat menanyakan ke murid-murid SMAN 1 apakah ada yang tinggal di dekat PESK atau kenal seorang yang tinggal di dekat PESK.
Di antara mereka ada 10 murid yang mengangkat tangannya. “(Mereka) akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Kepedulian lingkungan, termasuk dampak pencemaran merkuri, perlu dibangun, sehingga ketika mereka menjadi pemimpin daerah yang bisa mengembangkan program yang peduli pada keberlanjutan lingkungan”, ujar Vovia Witni, perwakilan YTS. (bud/b5/ko)