kaltengonline.com – Beberapa pekan terakhir, sejumlah warga di Kota Palangka Raya dihebohkan dengan serangan serangga mirip nyamuk. Hampir tiap malam serangga tersebut hinggap di dekat lampu penerangan. Jumlahnya tak sedikit. Bahkan tembok tampak menghitam saat diserbu serangga yang sama persis bentuknya dengan nyamuk itu.
Melihat fenomena tersebut, warga pun waswas. Khawatir serangga tersebut bisa membahayakan kesehatan. Warga pun saling berbagi unggahan melalui media sosial dan grup WahtsApp (WA).
Seorang warga bernama Darius Hindu berbagai foto serangga tersebut melalui grup WA, lalu diteruskan warga ke redaksi Kalteng Pos.
“Ini bukan hoaks, nyamuk menyerang rumah saya tiap pagi dan sore. Kekuatannya ribuan. Saya sempot dengan semprotan Baygon, ini hasilnya.” Demikian tulisan dalam pesan Darius Hindu yang menyertakan foto serangga di lantai rumahnya.
Ia meminta dinas terkait untuk melihat langsung dan mendatangi rumahnya untuk mengantasi serangga tersebut. “Ini situasi gawat darurat.” Tulisnya sembari menyertakan alamat rumahnya, Jalan Mutiara, RT 04, Palangka Raya.
Keluhan serupa juga disampaikan sejumlah warga di Jalan AMD, Kelurahan Petuk Katimpun, Kecamatan Jekan Raya. Tiga malam terakhir, serangga mirip nyamuk ini masuk ke rumah dalam jumlah yang sangat banyak.
“Tiap malam banyak sekali nyamuknya. Untuk mencegah, menjelang malam kami tutup celah maupun fentilasi rumah. Kalau tidak, terpaksa lampu kami matikan,” ucap seorang ibu rumah tangga bernama Kamriah kepada Kalteng Pos, Minggu (17/12).
Senada juga disampaikan Endang S Taurina. Tiap malam, serangga seperti nyamuk ini menempel dekat bolam lampu. Menurutnya, serangga yang dominan berwarna hitam itu bentuknya persis seperti nyamuk. “Tidak seperti biasanya. Baru kali ini lihat nyamuk sebanyak ini masuk rumah,” terangnya sembari menyebut sejauh ini hanya dilakukan penyemprotan dan pengasapan untuk mengusir serangan-serangga itu.
Terkait keluhan warga tersebut, Kalteng Pos pun menelusuri penjelasan soal fenomena tersebut dari instansi berwenang, dalam hal ini Dinas Kesehan (Dinkes) Kota Palangka Raya dan Dinkes Provinsi Kalteng.
Kepala Dinkes Palangka Raya drg Andjar Hari Purnomo menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh ahli serangga dari Dinkes Provinsi Kalteng, serangga itu merupakan lalat kerdil (famili chironomidae) yang merupakan hama pemukiman, tetapi tidak menggigit dan tidak menghisap darah.
“Keberlimpahan serangga ini diduga karena faktor lingkungan atau cuaca di mana hujan yang fluktuatif, sehingga menciptakan kondisi yang baik untuk perkembangbiakannya. Untuk mengatasi, maka harus menjaga kebersihan lingkungan,” kata Andjar kepada Kalteng Pos, Minggu (17/12).
Di samping menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat juga harus membasmi tempat perkembangbiakan serangga tersebut. Pastikan lingkungan selalu bersih dan sehat.
Senada juga disampaikan Kepala Dinkes Kalteng dr Suyuti Syamsul. Menurutnya, serangga yang berwarna hijau mirip nyamuk itu ternyata adalah lalat kerdil dari keluarga Chironomidae.
Lalat ini, kata Suyuti, tidak menggigit dan tidak berbahaya. Perubahan cuaca berupa hujan yang fluktuatif diperkirakan menjadi penyebab tingginya tingkat perkembangbiakan serangga itu di Palangka Raya.
“Makanan lalat ini berupa bangkai atau makanan yang membusuk. Jadi, perlu manajemen pengelolaan sampah yang baik dengan mempercepat pengangkutannya ke TPA,” tuturnya.
Kasus itu sejauh ini masih terjadi di Palangka Raya. Suyuti menyebut, sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan soal adanya fenomena yang sama di daerah lain. “Sejauh ini baru Dinkes Kota Palangka Raya yang meminta bantuan kami melakukan analisis,” tandasnya. (dan/ce/ala/ko)