kaltengonline.com – Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya bersama Majelis Agama Hindu Kaharingan menggelar ritual mamapas lewu. Tradisi yang rutin digelar tiap tahun itu bertujuan untuk membersihkan atau menyucikan alam dan lingkungan beserta isinya dari berbagai marabahaya, sial, serta wabah penyakit. Tahun ini ritual tersebut dilaksanakan di halaman Kantor Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparbudpora) Kota Palangka Raya, Minggu (17/12).
Hadir dalam ritual tersebut, Pj Wali Kota Palangka Raya Dr Hera Nugrahayu. Kegiatan yang dilaksanakan tiap akhir tahun itu diawali dengan ritual maimbul kuluk metu atau ritual penanaman kepala hewan, yang dipimpin oleh seorang basir.
Perihal tradisi tersebut, Hera Nugrahayu mengatakan, tradisi atau ritual kebudayaan yang ada harus terus dilestarikan, agar bisa diketahui dan diwariskan lagi oleh anak cucu generasi mendatang. Dikatakan Hera, suatu wilayah yang memiliki keberagaman budaya, masyarakatnya harus memiliki keinginan yang kuat untuk melestarikan kebudayaan.
“Ritual mamapas lewu ini masih ada rangkaiannya lagi hingga menjelang akhir tahun nanti. Saya melihat ini sebagai sesuatu yang harus dilestarikan. Kebudayaan kita sangat beragam. Mulai dari tradisi hingga adat istiadat. Masyarakat pemiliknya harus punya keinginan kuat untuk melestarikan itu agar anak cucu bisa mengenal, memaknai, dan mewariskan lagi ke generasi selanjutnya,” ungkapnya.
Hera juga mengatakan bahwa makna dari diadakannya ritual ini, ialah agar Kota Palangka Raya selalu kondusif dan aman. Selai itu Hera juga mengajak agar semua lintas agama dapat melakukan doa menjelang akhir tahun nanti.
Di tempat yang sama, Kepala Disparbudpora Iin Hendrayati Idris mengatakan, ritual mamapas lewu merupakan kegiatan yang rutin dilakukan menjelang akhir tahun dan merupakan salah satu upaya pelestarian kebudayaan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh segenap kepala perangkat daerah dan asisten pemerintah.
“Makna dari ritual ini adalah agar suatu kampung atau kota (Palangka Raya, red) kondisinya bisa kondusif, aman, dan terhindar dari marabahaya. Nanti menjelang akhir tahun, semua agama yang ada di Kota Palangka Raya akan memanjatkan doa sesuai kepercayaan masing-masing dalam rangka akhir tahun atau tutup tahun,” pungkasnya. (mut/ce/ala/ko)