Kaltengonline.com-Hujan deras yang melanda Kota Palangka Raya, Rabu (21/2), membuat sejumlah titik mengalami genangan air. Tak tanggung-tanggung, genangan air yang terjadi pun cukup tinggi. Hujan deras yang terjadi sejak pagi hingga siang ini tak ayal membuat air hujan masuk ke permukiman warga. Tak hanya itu, mobilitas masyarakat pun terganggu akibat sejumlah ruas jalan yang tergenang banjir.
Salah seorang warga Jalan Pa ngeran Samudera, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya, Dedy Satria mengatakan, air meluap akibat drainase yang sempit. Terdapat tiga drainase di permukiman yang pembuangannya hanya satu jalur, yakni drainase Jalan G Obos, Jalan Samudin Aman, dan Jalan Galaksi.
“Nah, pembuangan aliran airnya itu berada di satu jalur, dalam hal ini drainase primer di Jalan Pangeran Samudera, akhirnya drainase ini tidak mampu menampung debit air dari pembuangan air tiga jalan tadi,” ujarnya kepada Kalteng Pos, kemarin siang.
Dedy mengatakan, terdapat lima RT yang terdampak atas genangan air tersebut. Ada kurang lebih 200 rumah warga yang terendam genangan air. Pihaknya berharap agar drainase yang ada di Jalan Pangeran Samudera dapat dilakukan revitalisasi. Genangan air yang sampai masuk ke rumah warga, tambah Dedy, terjadi di Jalan Pa ngeran Samudera III, Pangeran Samudera II, Pangeran Samudera I, Jalan Pattimura, dan Kompleks Amaco.
“Drainase ini perlu dilebarkan lagi, karena luas saluran saat ini terlalu kecil sehingga tidak sanggup menampung air dari tiga jaringan saluran drainase, maka dari itu, drainase yang berperan sebagai saluran primer ini terlalu kecil,” terangnya.
Ia menyebut, drainase memang perlu diperlebar. Sebab,masih ada bahu jalan yang bisa dipakai untuk memperluas jaringan drainase. Terdapat sekitar enam meter yang bisa diperluas sebagai drainase. Dedy menyebut, hampir setiap kali hujan permukiman mereka mengalami genangan air.
“Tetapi karena hari ini durasinya lama dan intensitasnya lebat, akhirnya terendam genangan air juga. Kalaupun durasi hujannya hanya dua jam, tetap saja terendam, tidak mampu menampung tumpahan air dari saluran tadi,” pungkasnya.
Banjir tak hanya menggenangi jalan pada permukiman, tetapi juga sejumlah ruas jalan utama. Hengky, warga Palangka Raya, sudah beraktivitas sejak pagi ketika hujan sedang deras-derasnya kemarin. Usai mengantar sang istri bekerja ke daerah Bukit Rawi, sepulang dari sana, ia melintasi Jalan Pierre Tandean yang sudah tergenang air setinggi mata kaki orang dewasa. Mobilnya pun hampir mogok karena melintasi genangan air yang tinggi itu
.“Begitu juga ketika saya melewati Jalan Tjilik Riwut Km 5, tepat beberapa meter sebelum Stadion Tuah Pahoe, genangan air sudah setinggi itu,” ujarnya.
Terpisah, Plt Kepala BPBD Kota Palangka Raya Hendrikus Satria Budi menyampaikan, bahwa pihaknya telah melaksanakan pemetaan titik-titik rawan akan genangan air akibat yang disebabkan luapan air drainase, dan saat ini tengah berkoordinasi bersama BPBPK Kalteng.
“Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan Provinsi melalui BPBPK Provinsi terkait normalisasi saluran primer,” ucap Hendrikus, Rabu (21/2).
BPBD Kota Palangka Raya telah melakukan pemantauan drainase di Jalan Sethadji, Putri Junjung Buih, Temanggung Tilung, Galaxy, Lawu, Antang Kalang, Belibis, Pangrango sampai Krakatau(tembus Yos Sudarso), Simpang 4 Lampu Merah K.S.Tubun atau R.A.Kartini, Manjuhan 2 dan 3, Sapan Raya, Sapan XII, Badak XV, Badak XIll blok B, Badak V, Badak VII, Jati, Meranti Ujung, Nyai Balau dan Karet. Dari pemantauan banyak ditemukan drainase yang buntu akibat banyak lumpur, rumput dan sampah.
“Banyak drainase yang tersumbat sehingga airnya tidak mengalir dengan lancar, jadi tadi juga dilakukan pembersihan, dan rencana BPBD akan melaksanakan kerja bakti mulai hari ini sampai 7 hari kedepan,” tambahnya.
Hendrikus Satria Budi meminta agar masyarakat untuk tetap waspada dan kooperatif dalam menghadapi situasi ini karena BPBD Kota Palangka Raya akan terus berupaya melakukan pemantauan dan memberikan bantuan kepada msyarakat. Selain itu Plt Kepala BPBD Kota Palangka Raya itu juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati saat melintas di ruas jalan yang tergenang air.
Prakirawan Cuaca dari Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geoἀsika (BMKG) Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Alfandy menjelaskan bahwa terkait fluktuatifnya cuaca di Kota Palangka Raya saat ini dipengaruhi oleh adanya anomali parameter cuaca di wilayah Kalimantan Tengah, terutama Kota Palangka Raya.
Pada dasarnya, disaat musim penghujan seperti ini, seharusnya masa udara dalam kondisi yang basah dan banyak terjadi pembentukan awan. Namun karena adanya beberapa anomali parameter cuaca serta tingginya nilai indeks ultraviolet (UV) sinar matahari, hal tersebut membuat beberapa hari terakhir terasa sangat panas. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kalteng sedang mengalami cuaca ekstrem. Disisi lain, lanjut Alfandy, faktor yang membuat perubahan cuaca ekstrem adalah adanya labilitas atmosfer di wilayah Kalteng.
“Benar cuaca ekstrem. Peringatan sudah disampaikan ke stakeholder, dinas atau instansi terkait yang berhubungan dengan kebencanaan. Untuk masyarakat kami sampaikan melalui radio dan kami selalu menyampaikan himbauan agar memperbarui informasi cuaca melalui aplikasi Info BMKG yang dapat diunduh di Appstore dan Playstore,” katanya saat dihubungi Kalteng Pos, Rabu (21/2).
Bahkan kemarin di Kota Palangka Raya, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi yang lama, terjadi sepanjang hari yang mengakibatkan banyaknya jalan dan pemukiman penduduk tergenang hingga banjir. Selain Kota Palangka Raya, hujan juga mengguyur wilayah Kabupaten Katingan, Gunung Mas, Pulang Pisau, Kapuan bagian selatan, Kotawaringin Timur, Seruyan, Kotawaringun Barat, Sukamara dan Lamandau.
“Maka dari itu, diperlukannya peningkatan kesadaran terhadap informasi cuaca, baik dari diri sendiri, kelompok, organisasi ataupun instansi, agar dapat mengambil tindakan dan evaluasi bila terjadi bencana hidrometeorologi,” lanjutnya.
Sementara itu, BMKG memperkirakan hingga tanggal 23 Februari, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang terjadi hampir diseluruh wilayah Kalteng. Lalu, melansir dari laman resmi BMKG hari rabu (21/2), ada daerah yang ditetapkan berstatus waspada, termasuk Kalimantan Tengah. Alfandy menambahkan, wilayah yang masuk dalam status waspada di Kalteng pada tanggal 21 Februari pukul 07.00 WIB sampai 22 Februari pukul 07.00 Wib dan berpotensi banjir yakni Kota Palangka Raya, Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, Barito Utara, Sukamara, Lamandau, Murung Raya, Katingan, Kotawaringin Barat, Seruyan, Barito Timur dan Barito Selatan.
Lalu wilayah yang masuk dalam status waspada di Kalteng pada tanggal 23 Februari pukul 07.00 WIB sampai 24 Februari pukul 07.00 Wib dan berpotensi banjir yakni Kabupaten Katingan, Murung Raya, Gunung Mas, Kotawaringin Timur, Kapuas dan Barito Timur.
“Kami menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrim. Kami juga berharap, cuaca ekstrim ini tidak sampai menimbulkan kerugian materil yang besar. Olehnya itu, kami terus mengingatkan warga untuk tetap waspada akan potensi bencana yang ditimbulkan,” tandasnya. (dan/mut/ovi/ala/ko)