Waspada, Bulan Juli Masuk Musim Kemarau

oleh
oleh
MOMEN KELAM: Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Kabupaten Kapuas pada 2019 lalu. (FOTO: DENAR/KALTENG POS)
Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Kalteng, tahun lalu

Palangka Raya, kaltengonline.com – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menghantui daerah-daerah yang memiliki lahan gambut luas. Antisipasi sejak dini pun dilakukan. Pemerintah bergerak cepat menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC). Operasi itu dimulai 6 Juli hingga 16 Juli mendatang

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI AU, Airnav Indonesia, Angkasa Pura II, dan Pemprov Kalteng bekerja sama untuk melakukan OMC pada daerah-daerah rawan karhutla di Bumi Tambun Bungai.

Pada Senin (8/7) dilaksanakan peresmian kegiatan OMC yang dihadiri oleh perwakilan pimpinan masing-masing instansi di Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut dan apron lama Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Thomas Nifinluri mengungkapkan, berdasarkan pantauan BMKG, bulan Juli ini wilayah Kalteng telah memasuki musim kemarau. Perlu kesiapsiagaan untuk pengendalian karhutla secara intens.

“Beberapa titik lokasi di Kalteng terpantau telah terjadi karhutla. Berdasarkan hasil perhitungan luasan perhitungan karhutla tiap bulan sejak 1 Januari hingga Juni, ada penambahan luas kebakaran,” ungkap Thomas saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan OMC dalam rangka operasi pembasahan lahan gambut di Kalteng tahun 2024, di Aula Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut, Senin (8/7) pagi.

Baca Juga:  Investasi Emas di Pegadaian Jadi Solusi Masa Depan Finansial Masyarakat Kalteng

Pihaknya mencatat, sampai dengan Mei 2024 dilaporkan ada 206 hektare (ha) lahan terbakar di Kalteng. Daerah dengan luas karhutla tertinggi adalah Kabupaten Katingan, Seruyan, dan Kapuas. Tiga kabupaten itu menempati luas karhutla tertinggi di Kalteng sepanjang tahun ini.

“Berbagai upaya pengendalian karhutla sudah kami lakukan, baik melalui peringatanperingatan dan deteksi dini karhutla maupun pemantauan hotspot. Kami juga melakukan patroli pencegahan, patroli terpadu, dan patroli udara di wilayah rawan maupun penyadartahuan kepada masyarakat,” jelasnya.

Thomas berharap OMC yang dilakukan dapat membantu menekan potensi terjadinya karhutla melalui peningkatan curah hujan dan mampu meningkatkan kebasahan lahan gambut. Begitu pula dengan kanal-kanal yang tersedia.

“Peluang pertumbuhan awan hujan yang signifikan seperti sekarang ini menjadi keberhasilan OMC sejak 6 Juli hingga beberapa hari ke depan,” tuturnya. (dan/ce/ala)