Palangka Raya, Kaltengonline – Perintah Provinsi Kalteng melalui Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan antisipasi kesiapsiagaan menghadapi puncak musim kemarau, yang akan terjadi pada Bulan September dan Oktober mendatang.
“Kita terus melakukan komunikasi dan koordinasi bersama BPBD Kabupaten/ Kota se-Kalteng, BMKG, Balai Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Wilayah Kalimantan, Balai KSDA Kalteng, Balai Taman Nasional Sabangau, Balai Taman Nasional Tanjung Puting, koordinasi dengan TNI/Polri dan pihaknya lainnya yang dilakukan segera langsung maupun melalui zoom meeting”, kata Kepala Pelaksana BP BPK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib kepada media ini beberapa waktu lalu.
Dirinya juga mengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi puncak kemarau tahun ini. Timnya hersama Satgas Karhutla Kabupaten/Kota akan terus meningkatkan kesiapsiagaan pada daerah yang masih mengalami kekeringan dari ancaman karhutla.
“Pada sebagian daerah di Kalteng ada yang memasuki musim hujan dan ada juga wilayah yang masih belum hujan. Hujan yang terjadi masih belum secara merata, dan belum basah secara optimal, hal ini berpotensi karhutla masih tinggi,” ungkapnya.
Selain itu, berdasarkan pantauan dari BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, curah hujan pada bulan September 2024 secara umum diprediksi berada pada kategori menengah namun ada sebagian kategori rendah. Curah hujan pada bulan Oktober 2024 secara umum diprediksi berada pada kategori menengah dan ada sebagian kategori tinggi, curah hujan pada bulan November 2024 secara umum diprediksi berada pada kategori menengah dan ada sebagian kategori tinggi.
Durasi musim kemarau diprediksi paling lama sembilan Dasarian (diprediksi sampai dengan Dasarian I Oktober 2024), yaitu pada Zona Kalteng 11 dan Kalteng 12 (Bartim, Barsel, Kapuas bagian selatan, Pulpis bagian selatan, dan Katingan bagian selatan. Khusus untuk Zona Kalteng 12, merupakan zona paling awal memasuki musim kemarau.
“Kemudian berdasarkan pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TMA) pada tanggal 27 Agustus 2024 dari 13 alat pemantauan, 10 diantaranya masih berwarna merah, meskipun terjadi hujan dalam beberapa hari terakhir,” lanjutnya.
Jika memperhatikan prediksi curah hujan pada bulan September dan Oktober 2024 masih kategori menengah, maka potensi kerawanan pada lahan-lahan gambut masih tetap harus diwaspadai karena masih berpotensi kering, belum kembali normal pada TMA yang dikategorikan tidak rawan, terutama pada zona Kalteng 12.
“Lama waktu penugasan Pos Lapangan yaitu 90 hari kalender, terhitung mulai 11 Juli lalu, sampai dengan 8 Oktober 2024, sehingga perlu ada penambahan waktu penugasan pada Poslap yang berada pada Zona Kalteng 12, yakni di Kapuas empat Poslap, Pulpis tujuh Poslap, dan Katingan dua Poslap. Selain itu, dapat juga dilakukan penambahan Poslap pada lokasi prioritas pada Zona Kalteng 12 ini,” tambahnya.
Toyib juga menghimbau kepada masyarakat untuk juga meningkatkan kesadaran terutama tak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Sebab akibatnya akan sangat rugikan semua orang, terutama faktor kesehatan yang bisa saja di alami semua masyarakat, jika terjadi kebakaran hutan dan lahan. (ko)